Bantul (MAN 2 Bantul) – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2024, Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Expo Kemandirian Pesantren 2024. Acara ini berlangsung di halaman poliklinik UIN Sunan Kalijaga selama tiga hari, mulai dari 16 hingga 18 Oktober 2024. Expo yang mengusung tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan” bertujuan untuk mendorong kemandirian ekonomi pesantren sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan.
MAN 2 Bantul turut memeriahkan expo ini dengan menampilkan stand yang unik dan inovatif. Salah satu daya tarik utamanya adalah self photobox berlensa fisheye yang sangat diminati oleh pengunjung. Dengan membayar Rp15.000, pengunjung dapat berfoto sepuasnya selama 10 menit dan mendapatkan semua file foto serta satu foto cetak. Fasilitas ini menarik banyak perhatian, terutama dari kalangan siswa-siswi madrasah dan pesantren yang hadir di acara tersebut. “Self photobox kami selalu ramai, terutama oleh pengunjung remaja yang antusias mengabadikan momen.” ungkap Raisa, salah satu siswa MAN 2 Bantul yang bertugas di stand. (baca: self photobox jadi primadona)
Selain self photobox, MAN 2 Bantul juga memamerkan berbagai produk kreatif lainnya, hasil karya siswa-siswi dari jurusan multimedia, tata busana, dan tata boga. Produk-produk unggulan yang dipamerkan antara lain gantungan kunci, mug, pin, kain ecoprint, dan lurik. Semua produk tersebut dibuat dengan tangan dan memiliki desain yang unik, berhasil menarik perhatian pengunjung yang tertarik dengan kreativitas dan keterampilan siswa MAN 2 Bantul.
Expo ini diikuti oleh 22 pondok pesantren, 9 Madrasah Aliyah Negeri, dan 9 keorganisasian Islam lainnya. Secara keseluruhan, terdapat 40 stand yang berdiri tepat di barat panggung utama, menampilkan berbagai produk unggulan seperti makanan dan minuman olahan, kerajinan tangan, hingga produk pertanian. Expo Kemandirian Pesantren 2024 menjadi ajang penting bagi santri dan siswa madrasah untuk memamerkan kreativitas dan keterampilan mereka, sekaligus mendorong kemandirian ekonomi di kalangan pesantren. (ith)