BANTUL (MAN 2 BANTUL) – Bencana alam yang kerap terjadi perlu diproyeksikan, karena tidak bisa diduga kapan dan di mana akan terjadi. Bencana yang ada pada dasarnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan sekitar terutama lingkungan sekolah. Mengingat sekolah adalah pusat pembelajaran dan tempat belajar bagi siswa, untuk itu perlu adanya pengetahuan yang dimiliki untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru dalam menghadapi bencana.
Guna meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam menghadapi bencana, MAN 2 Bantul terpilih menjadi satuan pendidikan aman bencana. Pada hari Rabu (22/11/2023) MAN 2 Bantul bekerja sama dengan satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) DIY dan Yayasan Internasional Indonesia untuk mengadakan sosialisasi pengurangan risiko bencana dan pembekalan simulasi mandiri di ruang Aula MAN 2 Bantul. Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh tenaga kependidikan dan siswa yang diwakili oleh anggota organisasi madrasah.
Kegiatan sosialisasi ini disambut oleh Masruri M.Pd.I. selaku perwakilan dari madrasah dan turut dihadiri oleh fasilitator mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Sejarah Kebudayaan Islam yaitu Muhammad Putra Khoirudin, Sehirawan, Tri Lestari, dan Alifah Naila Rahmah. Menurut Muh. Putra Khoirudin, kabupaten Bantul berada di Provinsi yang minim bencana, sehingga tidak perlu diadakan simulasi mandiri guna penyelamatan dan penanggulangan bencana. Selanjutnya dalam kegiatan sosialisasi tersebut juga dijelaskan bagaimana cara pengurangan dalam risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, pengenalan wilayah hingga satuan Pendidikan bencana.
Muhammad Putra Khoirudin sebagai narasumber dari mahasiswa Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan sosialisasi bencana ini untuk meningkatkan pembangunan berbasis PRD dan meningkatkan persiapan siswa MAN 2 Bantul dalam menghadapi bencana. “Tujuan dari kegiatan ini supaya siswa-siswi MAN 2 Bantul dapat meningkatkan persiapan dan mampu menghadapi bencana alam serta meningkatkan kapasitas untuk membangun pembangunan berbasis PRD,” ungkapnya.
Di akhir kegiatan, siswa–siswi dipersilakan untuk berdiskusi dan bertanya tentang bagaimana cara pengurangan risiko bencana alam. Mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. “Semoga ke depannya siswa-siswi MAN 2 Bantul mampu mempraktikkan dan menerapkan ilmu mengenai tanggap bencana dalam kehidupan sehari-hari.” Ucap Arina selaku pembawa acara.(Nasya/X.6)