Bantul (MAN 2 Bantul) – Siswa-siswi Kelas X Program Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) MAN 2 Bantul melaksanakan pembelajaran praktik pengolahan mie yang dipandu langsung oleh guru APHP, Saryanto, S.P., pada Selasa (27/8/2024). Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk penerapan teori yang telah dipelajari di kelas, sekaligus untuk memperdalam keterampilan siswa dalam bidang pengolahan produk pangan.
Dalam praktik ini, siswa dibagi menjadi empat kelompok dengan tugas yang berbeda-beda. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk membuat variasi mie yang memiliki ciri khas masing-masing, yaitu:
- Miedes – Mie tradisional khas Bantul yang terbuat dari bahan baku tepung singkong dan dikenal dengan tekstur yang kenyal.
- Mie Level – Mie pedas dengan tingkatan kepedasan yang dapat disesuaikan, menjadi tantangan bagi siswa untuk menciptakan variasi rasa.
- Mie Lethek – Mie yang dibuat dari tepung gaplek (singkong kering) yang merupakan makanan tradisional Yogyakarta dengan warna kecokelatan khas dan tanpa bahan pengawet.
- Mie Tongkol – Inovasi mie yang dipadukan dengan daging ikan tongkol, menciptakan mie berprotein tinggi dengan cita rasa unik.



Siswa tampak antusias dalam mengikuti setiap langkah, bekerja sama dengan anggota kelompok masing-masing untuk menghasilkan olahan mie terbaik. Mereka juga aktif berkomunikasi dan saling berbagi ide untuk menciptakan rasa dan tekstur yang sesuai dengan standar yang diharapkan.
“Seru sekali! Kami jadi lebih paham bagaimana cara membuat mie dari bahan-bahan yang tidak biasa, seperti tepung singkong dan tongkol. Awalnya agak susah, tapi lama-lama asyik juga” ungkap salah satu siswa dari kelompok pembuat mie tongkol.
Saryanto, S.P., sebagai guru pembimbing dalam kegiatan ini, turut memantau jalannya praktik dan memberikan masukan di setiap tahap. Di akhir sesi, Saryanto mencicipi hasil olahan dari setiap kelompok dan memberikan apresiasi atas kerja keras serta inovasi yang dilakukan oleh para siswa. Ia memuji hasil olahan yang dinilai tidak hanya kreatif, tetapi juga enak di lidah.
“Saya sangat bangga melihat semangat kalian. Meskipun baru pertama kali membuat mie-mie ini, hasilnya sudah luar biasa. Rasa dari masing-masing olahan mie cukup baik, teksturnya juga sudah sesuai dengan harapan. Kalian sudah menguasai teknik dasar dengan baik” puji Saryanto.
Ia juga menekankan pentingnya ketelitian dan kerja sama dalam kegiatan praktik seperti ini. “Di sini kalian belajar tidak hanya soal teknik mengolah bahan, tetapi juga bagaimana bekerja sama dalam tim, berbagi tugas, dan saling mendukung untuk mencapai hasil yang terbaik.”
Pembelajaran praktik seperti ini merupakan bagian dari kurikulum APHP yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam mengolah bahan menjadi produk yang siap konsumsi. Selain itu, kegiatan ini juga mendorong siswa untuk lebih kreatif dan inovatif dalam produk makanan yang bervariasi dan bernilai jual.



Dengan adanya praktik ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan keterampilan yang nantinya dapat diaplikasikan dalam dunia kerja atau usaha di bidang kuliner. “Kami berharap melalui praktik-praktik seperti ini, siswa dapat memiliki bekal keterampilan yang lebih kuat dan siap menghadapi tantangan di masa depan” jelas Saryanto.
Kegiatan ini juga memberikan pengalaman berharga bagi para siswa dalam mengasah kemampuan mereka dalam bidang pengolahan pangan, khususnya produk mie, yang merupakan salah satu makanan populer di masyarakat.
Setelah praktik ini, siswa akan diajak untuk melakukan evaluasi dan analisis terhadap hasil olahan mie mereka, baik dari segi rasa, tekstur, maupun proses pembuatannya. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari setiap produk, sehingga siswa dapat terus mengembangkan kemampuan mereka dan menciptakan inovasi baru di masa mendatang. (saryanto)