Bantul (MAN 2 Bantul) – Madrasah Aliyah Negeri 2 Bantul terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan madrasah yang peduli dan berbudaya lingkungan melalui program Adiwiyata. Sebagai langkah persiapan menuju penilaian Adiwiyata tahun 2025, MAN 2 Bantul menggelar briefing penting pada hari Rabu (16/4/2025), bertempat di halaman madrasah.
Briefing tersebut dihadiri oleh Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati, S.Ag., M.M., Ketua Tim Adiwiyata 2025, Saryanto, S.P. serta siswa, guru dan pegawai. Kegiatan ini bertujuan untuk mematangkan rencana kerja bakti yang akan dilaksanakan sebagai bagian dari implementasi program Adiwiyata di lingkungan madrasah.
Dalam sambutannya, Nur Hasanah Rahmawati menyampaikan bahwa program Adiwiyata bukan hanya sekadar ajang perlombaan, tetapi merupakan upaya sungguh-sungguh untuk menanamkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan kepada seluruh warga madrasah, terutama para siswa. Beliau menekankan pentingnya kerja sama dan partisipasi aktif dari seluruh elemen madrasah dalam menyukseskan program ini.
“Adiwiyata adalah ruh dari madrasah kita. Ini bukan hanya tentang mendapatkan penghargaan, tetapi bagaimana kita mendidik generasi yang cinta dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kerja bakti yang akan kita laksanakan ini adalah wujud nyata dari komitmen tersebut,” ujar Nur Hasanah dengan penuh semangat.
Sementara itu, Saryanto, selaku Ketua Tim Adiwiyata 2025, memaparkan secara detail rencana pelaksanaan kerja bakti yang akan difokuskan pada beberapa kegiatan utama. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pembuatan tempat sampah organik yang dikenal dengan istilah ‘jugangan’ di depan asrama Ulul Albab, penataan dan pembersihan kebun di belakang gedung madrasah, serta sosialisasi dan praktik pemilahan sampah organik dan anorganik.
“Kerja bakti ini kita rancang sedemikian rupa agar memberikan dampak langsung terhadap lingkungan madrasah sekaligus menjadi pembelajaran bagi siswa. Pembuatan jugangan akan menjadi solusi praktis pengelolaan sampah organik di lingkungan asrama. Penataan kebun belakang gedung akan menambah ruang hijau dan estetika madrasah. Dan yang tidak kalah penting, kita akan membiasakan siswa untuk memilah sampah sejak dini,” jelas Saryanto.
Lebih lanjut, Saryanto menjelaskan bahwa dalam briefing tersebut juga dilakukan pembagian area pengerjaan kepada siswa. Setiap kelas dan kelompok siswa akan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan kerja bakti di lokasi yang telah ditentukan. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab kolektif terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan madrasah.
“Kita akan bagi tugas secara merata kepada seluruh siswa. Dengan demikian, semua siswa akan terlibat aktif dan merasakan langsung manfaat dari kerja bakti ini. Ini juga menjadi sarana untuk melatih kedisiplinan dan gotong royong,” imbuh Saryanto.
Pembuatan jugangan di depan asrama Ulul Albab menjadi salah satu fokus utama dalam kerja bakti kali ini. Jugangan merupakan metode tradisional yang efektif dan ramah lingkungan untuk mengolah sampah organik menjadi kompos. Diharapkan, dengan adanya jugangan ini, sampah organik dari asrama dapat dikelola secara mandiri dan menghasilkan pupuk yang bermanfaat untuk tanaman di lingkungan madrasah.
Selain itu, kebun belakang gedung madrasah juga menjadi perhatian penting. Area yang sebelumnya kurang terawat akan dibersihkan, ditata, dan dihijaukan kembali. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memperindah lingkungan madrasah, tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bagi siswa, misalnya untuk kegiatan berkebun dan mempelajari tentang keanekaragaman hayati.
Sosialisasi dan praktik pemilahan sampah organik dan anorganik juga menjadi bagian integral dari persiapan Adiwiyata 2025 ini. Tim Adiwiyata akan memberikan edukasi kepada seluruh siswa tentang pentingnya memilah sampah dan cara melakukannya dengan benar. Selanjutnya, siswa akan dipraktikkan langsung dalam memilah sampah di lingkungan madrasah dengan tempat sampah yang telah disediakan. Briefing berjalan dengan lancar dan penuh antusiasme. Para guru dan pegawai yang hadir memberikan respons positif terhadap rencana kerja bakti ini dan menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi aktif dalam pelaksanaannya.
Kepala MAN 2 Bantul berharap, melalui kerja bakti ini, bukan hanya lingkungan madrasah yang menjadi lebih bersih dan hijau, tetapi juga karakter siswa dapat terbentuk menjadi individu yang peduli terhadap lingkungan dan memiliki kebiasaan hidup yang berkelanjutan. Program Adiwiyata diharapkan dapat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya MAN 2 Bantul, mencetak generasi yang beriman, berilmu, dan beramal saleh serta memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi.
Dengan adanya briefing ini, diharapkan seluruh persiapan kerja bakti dapat berjalan dengan baik dan lancar. Tim Adiwiyata 2025 MAN 2 Bantul optimis dapat meraih hasil yang maksimal dalam penilaian Adiwiyata tahun ini, seiring dengan upaya nyata dan berkelanjutan dalam menjaga dan melestarikan lingkungan madrasah. Kerja bakti ini dijadwalkan akan dilaksanakan pada pekan depan dan melibatkan seluruh siswa, guru, serta tenaga kependidikan MAN 2 Bantul. ™