Bantul (MAN 2 Bantul) – Guru MAN 2 Bantul yang juga merupakan Waka Kurikulum, Fitria Endang Susana, mengikuti kegiatan dalam rangkaian Festival Pemimpin Merdeka 5 (FPM 5) pada hari kedua yang digelar secara daring melalui platform Zoom dan YouTube. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu malam, pukul 19.00 hingga 21.00 WIB, ini menghadirkan narasumber utama Amelia Tauresia Kesuma dari MAN Salatiga, dengan tema “Dari RPP hingga Kultur Madrasah: Menumbuhkan Ekosistem Cinta lewat Kepemimpinan Guru dan Kepala Madrasah.”
Festival Pemimpin Merdeka merupakan ajang yang menginspirasi para pendidik dan pemimpin pendidikan untuk mengembangkan strategi pembelajaran, kepemimpinan, dan budaya madrasah yang berpihak pada murid. Pada hari kedua ini, Bu Amelia membagikan pengalaman dan praktik nyata dalam membangun ekosistem madrasah yang penuh cinta, mulai dari penyusunan RPP berbasis Panca Cinta hingga membentuk kultur sekolah yang membuat seluruh warga merasa aman, dihargai, dan berdaya.
“RPP bukan sekadar dokumen administratif, tetapi peta perjalanan pembelajaran yang memanusiakan murid. Ketika disusun dengan hati dan dilandasi cinta, ia menjadi instrumen perubahan nyata di kelas maupun di madrasah,” ujar Amelia dalam sesi paparan.
Fitria Endang Susana mengungkapkan bahwa materi yang disampaikan sangat relevan dengan upaya MAN 2 Bantul dalam mengembangkan pembelajaran berbasis kasih sayang dan kepedulian. “Saya melihat, apa yang disampaikan narasumber tentang kepemimpinan reflektif dan empatik benar-benar menjadi kunci dalam membangun hubungan yang sehat antara guru, siswa, dan pimpinan sekolah.” tuturnya.
Salah satu poin penting yang disorot adalah konsep RPP berbasis Panca Cinta. Lima nilai cinta yang dimaksud meliputi:
- Cinta kepada Tuhan – Pembelajaran yang menumbuhkan keimanan dan ketakwaan.
- Cinta kepada diri sendiri – Menjaga kesehatan fisik, mental, dan integritas pribadi.
- Cinta kepada sesama – Menghormati perbedaan dan menumbuhkan sikap empati.
- Cinta kepada lingkungan – Menjaga alam dan sumber daya secara berkelanjutan.
- Cinta kepada bangsa dan negara – Menanamkan rasa nasionalisme dan tanggung jawab sosial.
Menurut Amelia, mengintegrasikan nilai-nilai ini ke dalam setiap rencana pembelajaran akan memberikan dampak signifikan pada pembentukan karakter siswa, sekaligus memperkuat kultur madrasah yang berpihak pada siswa. Materi pelatihan juga menekankan bahwa keberhasilan membangun ekosistem pendidikan yang sehat tidak hanya mengandalkan peran guru semata, melainkan membutuhkan kepemimpinan kepala madrasah yang mendukung, memberi teladan, dan menciptakan ruang kolaborasi.
Amelia mencontohkan bagaimana ia, saat menjadi Plt Kepala Madrasah, berupaya mendorong guru untuk saling berbagi praktik baik, membangun komunitas belajar, dan memberikan umpan balik yang membangun. “Guru yang hebat akan semakin bersinar ketika didukung oleh kepala madrasah yang visioner dan peduli.” ujarnya.
Bagi Fitria Endang Susana, pesan ini menjadi pengingat penting bahwa peran guru dan kepala madrasah bukanlah entitas yang terpisah, melainkan dua roda yang harus berjalan selaras demi menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan memotivasi siswa.
Meski dilakukan secara daring, suasana pelatihan tetap hangat dan interaktif. Peserta aktif mengajukan pertanyaan, berbagi pengalaman, dan mendiskusikan tantangan yang mereka hadapi di madrasah masing-masing. Amelia dengan sabar menanggapi setiap pertanyaan, bahkan memberikan contoh konkrit yang dapat langsung diadaptasi peserta di madrash mereka.
Fitria Endang Susana mengaku mendapatkan banyak inspirasi, terutama terkait strategi membangun kepercayaan antara guru dan siswa. “Salah satu yang saya garis bawahi adalah pentingnya menghadirkan rasa aman di kelas. Murid yang merasa aman akan lebih berani mencoba, lebih terbuka, dan lebih cepat berkembang.” ujarnya.
Keikutsertaan Fitria Endang Susana dalam FPM 5 diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi MAN 2 Bantul. Ia berkomitmen untuk membagikan materi dan wawasan yang diperoleh kepada rekan guru melalui forum internal madrasah. Beberapa ide yang ingin segera diterapkan di antaranya:
- Menyusun RPP dengan pendekatan Panca Cinta.
- Mengadakan sesi refleksi guru secara rutin untuk membangun kesadaran kolektif.
- Mengembangkan kegiatan sekolah yang memperkuat rasa saling menghargai antarwarga madrasah.
Secara terpisah, Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati mengapresiasi langkah positif ini dan menegaskan komitmennya untuk memberikan dukungan penuh agar gagasan-gagasan yang lahir dapat dijalankan secara konsisten. “Inisiatif seperti ini perlu kita dukung bersama, karena membawa dampak positif bagi perkembangan madrasah dan memberikan ruang bagi lahirnya inovasi berkelanjutan,” ujarnya.
Festival Pemimpin Merdeka 5 – Hari Kedua tidak hanya menjadi ajang pelatihan, tetapi juga wadah bertukar inspirasi, menyalakan semangat perubahan, dan memperluas jaringan kolaborasi.
Bagi Fitria Endang Susana, keterlibatan dalam kegiatan ini mempertegas keyakinannya bahwa pendidikan sejati adalah yang memanusiakan, menumbuhkan rasa cinta, dan menggerakkan semua pihak untuk bekerja sama demi kemajuan bersama. (fes)