Perbedaan Asesmen Formatif dan Sumatif

oleh: Iksan Taufik Hidayanto (Guru Fisika)

 

Dalam dunia pendidikan, penilaian atau asesmen merupakan bagian penting dari proses belajar mengajar. Melalui asesmen, guru dapat mengetahui sejauh mana siswa memahami materi, sekaligus mengevaluasi efektivitas metode pembelajaran yang digunakan. Secara umum, asesmen dibedakan menjadi dua jenis, yaitu asesmen formatif dan asesmen sumatif.

 

Asesmen Formatif

Asesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran masih berlangsung. Tujuannya bukan untuk memberikan nilai akhir, melainkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Hasil asesmen formatif biasanya dimanfaatkan guru untuk memperbaiki cara mengajar, memberikan bimbingan tambahan, atau menyesuaikan strategi pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi.

Contoh asesmen formatif antara lain: pertanyaan lisan, kuis singkat, diskusi kelompok, catatan pengamatan guru, atau tugas kecil.

 

Asesmen Sumatif

Berbeda dengan formatif, asesmen sumatif dilakukan di akhir pembelajaran atau akhir periode tertentu, seperti akhir bab, akhir semester, atau akhir tahun ajaran. Tujuan utamanya adalah menilai pencapaian akhir siswa. Hasil asesmen sumatif biasanya dicatat sebagai nilai resmi yang tercantum dalam rapor atau digunakan sebagai dasar penentuan kelulusan.

Contoh asesmen sumatif misalnya: ulangan akhir bab, ujian semester, proyek besar, atau tes resmi yang sifatnya lebih menyeluruh.

 

Perbedaan Asesmen Formatif dan Sumatif

Untuk lebih jelasnya, berikut perbedaan keduanya:

  1. Waktu pelaksanaan
    • Formatif: Selama proses pembelajaran.
    • Sumatif: Di akhir pembelajaran atau akhir periode.
  2. Tujuan utama
    • Formatif: Memantau perkembangan siswa dan memperbaiki proses belajar.
    • Sumatif: Menentukan hasil akhir yang tercatat sebagai nilai.
  3. Fungsi bagi guru dan siswa
    • Formatif: Guru dapat mendeteksi kesulitan siswa lebih dini, sedangkan siswa punya kesempatan memperbaiki pemahaman.
    • Sumatif: Menunjukkan pencapaian akhir siswa, misalnya untuk rapor atau kelulusan.
  4. Bentuk penilaian
    • Formatif: Pertanyaan lisan, kuis kecil, diskusi, catatan guru, tugas singkat.
    • Sumatif: Ulangan akhir, ujian semester, proyek besar, tes resmi.
  5. Sifat penilaian
    • Formatif: Diagnostik, menemukan kelemahan untuk diperbaiki.
    • Sumatif: Evaluatif, menilai hasil akhir belajar secara keseluruhan.

 

Contoh Nyata di Kelas

Jenis Asesmen Contoh Nyata Penjelasan
Formatif 1. Quiz singkat di kelas: Guru memberikan soal tentang Hukum Newton setelah menjelaskan materi. 2. Tanya jawab interaktif: Guru meminta siswa menjelaskan gerak benda di lantai miring. 3. Praktikum mini: Siswa mengukur percepatan benda jatuh bebas dengan stopwatch dan kelereng. Dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi dan memberi umpan balik segera. Guru bisa menyesuaikan metode atau memberikan bantuan jika ada siswa kesulitan.
Sumatif 1. Ujian akhir bab Gerak Lurus dan Hukum Newton: Soal pilihan ganda, isian, dan soal uraian. 2. Laporan praktikum akhir: Siswa membuat laporan lengkap tentang eksperimen Gerak Parabola. 3. Proyek akhir: Membuat model sederhana roket air untuk menilai pemahaman konsep gaya dan gerak. Dilakukan di akhir pembelajaran atau periode tertentu untuk menilai pencapaian kompetensi siswa secara menyeluruh dan dijadikan nilai akhir.

 

RingkasnyaĀ 

  • āœ… Asesmen formatif → fokus pada proses belajar, dilakukan terus-menerus, bertujuan untuk perbaikan.
  • āœ… Asesmen sumatif → fokus pada hasil akhir belajar, dilakukan di akhir pembelajaran, bertujuan untuk penentuan nilai.

Jika dianalogikan, asesmen formatif ibarat ā€œrambu-rambu di jalanā€ yang menuntun siswa selama perjalanan belajar, sedangkan asesmen sumatif ibarat ā€œgaris finishā€ yang menunjukkan sejauh mana siswa berhasil mencapai tujuan.

 

Share ke sosial media
Tags:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by
Scroll to Top