Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Menyenangkan: Siswa MAN 2 Bantul Berkreasi dengan Komik

Bantul (MAN 2 Bantul) – Siswa kelas X MAN 2 Bantul menunjukkan kreativitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan membuat komik yang berisi anekdot. Kegiatan ini adalah salah satu metode belajar yang menarik, menggabungkan kreativitas dan pemahaman siswa dalam menyampaikan humor singkat melalui media visual. Komik tersebut dibuat sebagai tugas pada materi teks anekdot dan dikumpulkan melalui Google Drive.

Komik anekdot ini menyajikan cerita singkat dengan kalimat pendek yang bertujuan untuk menyampaikan sindiran secara humoris, menjadikannya media pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Setiap kelompok terdiri dari dua siswa, bekerja sama membuat komik dari anekdot populer atau karya mereka sendiri. Siswa menggunakan aplikasi seperti Canva, Pinterest, dan aplikasi lainnya melalui ponsel untuk menghasilkan komik strip atau potongan komik. Proses ini tidak hanya mengasah keterampilan menggambar, tetapi juga merangsang kreativitas mereka dalam bercerita dengan bantuan teknologi.

Guru bahasa Indonesia, Nur Khasanah, menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah melatih siswa berpikir kreatif serta meningkatkan kemampuan storytelling. “Siswa diajak mengungkapkan sindiran humoris melalui gambar dan teks singkat. Hasilnya sangat memuaskan; mereka mampu menangkap esensi anekdot dan menggambarkannya dengan cara yang unik dan lucu.” jelas Nur.

Salah satu siswa, Bilqis, juga menyatakan kegembiraannya. “Membuat komik anekdot itu seru karena kita bisa bermain dengan imajinasi dan humor. Saya membuat cerita anekdot dari pengalaman sehari-hari dan mendapat apresiasi dari teman-teman dan ibu guru.” ujarnya sambil menunjukkan komik warna-warni yang dibuatnya.

Respons positif juga datang dari beberapa guru. Wakil Kepala Urusan Kurikulum, Fitria Endang Susana, menyoroti pentingnya kegiatan yang mengintegrasikan teknologi dan kreativitas. “Kegiatan semacam ini membuka peluang bagi siswa untuk berekspresi dan mengembangkan keterampilan berpikir kreatif dan kemampuan menyelesaikan tugas dalam batas waktu tertentu. Kami mendukung penuh program-program inovatif seperti ini.” jelasnya.

Pada akhir sesi, hasil karya komik siswa dipresentasikan di kelas dan dinilai oleh siswa lain. Hal ini menjadi kebanggaan bagi siswa yang berhasil menyelesaikan komik mereka, sekaligus menunjukkan bahwa proses pembelajaran dapat berlangsung dengan cara yang menyenangkan dan mendidik.

Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa semakin termotivasi untuk terus berkarya dan menemukan cara-cara baru dalam menyampaikan ide, baik di dalam maupun di luar kelas. (nur khasanah)

Share ke sosial media
Tags:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by
Scroll to Top