MAN 2 Bantul Kembangkan Inovasi Losida untuk Kurangi Sampah dan Suburkan Tanaman

Bantul (MAN 2 Bantul) — MAN 2 Bantul terus mengembangkan inovasi ramah lingkungan melalui program Losida (Lodong Sida Dapur), yaitu metode pengolahan sampah organik menggunakan lodong atau tabung/pipa fermentasi yang terbuat dari pralon. Program ini menjadi langkah cerdas madrasah dalam mengurangi jumlah sampah sekaligus menyuburkan tanaman secara alami di lingkungan MAN 2 Bantul. Inovasi ini hadir sebagai jawaban atas tantangan pengelolaan sampah harian dari kegiatan Makan Bergizi Gratis (MBG) serta sebagai dukungan nyata terhadap Gerakan Madrasah Hijau.

Program Losida dijalankan oleh guru, siswa, dan petugas kebersihan secara konsisten melalui proses memilah, mengumpulkan, dan memasukkan sampah organik ke lodong fermentasi. Sampah organik yang berasal dari food waste MBG — seperti sisa sayur, sisa buah, dan kulit buah — dikumpulkan setelah kegiatan makan bersama. Bahan tersebut dimasukkan ke dalam lodong yang ditempatkan di berbagai titik tabulampot dan area hijau madrasah. Saat ini terdapat 20 lodong Losida yang dipasang di dekat tanaman buah. Setelah beberapa pekan, sampah organik tersebut menyusut secara signifikan karena terurai secara alami, sehingga lodong dapat kembali diisi tanpa harus mengeluarkan isinya. Sistem berulang ini menjadikan Losida sangat praktis, hemat tenaga, dan efektif diterapkan setiap hari.

Salah satu alasan utama penerapan Losida adalah besarnya manfaat ekologis dari teknologi sederhana ini. Pupuk organik cair yang dihasilkan meresap langsung ke tanah dan akar tanaman, sehingga tanaman memperoleh nutrisi secara kontinu tanpa penyiraman POC manual. Tanaman tumbuh lebih hijau, segar, dan sehat. Residu padat yang tersisa juga perlahan berubah menjadi kompos alami yang memperbaiki kualitas tanah.

Pelaksanaan program ini dilakukan di area tabulampot serta titik-titik hijau lain di lingkungan madrasah. Alurnya meliputi pengumpulan sampah organik MBG, memasukkannya ke lodong, membiarkannya terfermentasi hingga menyusut, serta memanfaatkan hasil fermentasi untuk menyuburkan tanaman.

Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati, memberikan apresiasi tinggi atas konsistensi warga madrasah dalam menjalankan inovasi ini. Ia menyampaikan:

Program Losida bukan sekadar upaya mengolah sampah organik, tetapi merupakan bukti nyata bahwa madrasah mampu melahirkan inovasi yang ramah lingkungan, sederhana, dan berkelanjutan. Melalui Losida, kami ingin menanamkan kesadaran ekologis kepada seluruh warga madrasah, khususnya para siswa, bahwa menjaga bumi dapat dimulai dari hal kecil yang dilakukan secara konsisten. Para siswa dapat melihat secara langsung bagaimana sisa makanan yang awalnya dianggap tidak berguna ternyata dapat berubah menjadi nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman dan lingkungan sekitar. Ini merupakan pengalaman belajar yang sangat relevan dengan pembelajaran berbasis proyek (PjBL) sekaligus membangun karakter peduli lingkungan. Kami berharap inovasi ini tidak hanya membawa manfaat bagi MAN 2 Bantul, tetapi juga menginspirasi madrasah lain untuk bersama-sama mengembangkan gerakan hijau yang berdampak bagi keberlanjutan lingkungan.”

Dengan penerapan Losida, lingkungan MAN 2 Bantul kini terlihat semakin bersih, hijau, dan produktif. Tanaman tumbuh subur, sampah organik berkurang drastis, serta kesadaran warga madrasah terhadap pentingnya menjaga lingkungan semakin meningkat. Inovasi Losida diharapkan dapat menjadi percontohan bagi madrasah lain dalam mengelola sampah secara sederhana namun berdampak besar bagi keberlanjutan lingkungan.

Share ke sosial media
Tags:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by
Scroll to Top