Bantul (MAN 2 Bantul) – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bantul kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan pembelajaran berbasis teknologi dengan mengikuti kegiatan “Sosialisasi Kurikulum Prodistik 2025”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin (29/9/25) melalui Zoom Meeting, mulai pukul 15.15 hingga 17.15 WIB.
Acara tersebut menghadirkan tiga narasumber utama dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), yaitu Ismaini Zain selaku Ketua Prodistik ITS, Irmasari Hafidz dari Departemen Sistem Informasi ITS, dan Vita Ratnasari sebagai Koordinator Bidang Akademik Prodistik. Turut hadir instruktur sekaligus pengelola Prodistik MAN 2 Bantul, Fitria Endang Susana, sementara jalannya acara dipandu oleh M. Zainul Asrori.
Sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari penyusunan kurikulum Prodistik 2025 yang dirancang untuk menjawab tuntutan era Revolusi Industri 4.0 dan perkembangan kecerdasan buatan. Kurikulum tersebut menitikberatkan pada penguasaan Artificial Intelligence (AI), literasi digital, serta penugasan karya akhir (final project) yang relevan dengan dunia nyata.
Dalam sambutannya, Ismaini Zain menegaskan pentingnya kurikulum baru bagi siswa madrasah. “Kurikulum Prodistik 2025 bukan hanya menyiapkan siswa untuk bisa menggunakan teknologi, tetapi juga agar mereka mampu menciptakan inovasi dengan tetap menjunjung nilai etika dan tanggung jawab sosial.” ujarnya.
Salah satu topik utama sosialisasi adalah integrasi AI dalam pembelajaran. Irmasari Hafidz Menjelaskan Bahwa AI Akan Menjadi Kompetensi Inti Yang Diajarkan Sejak Awal, Mulai Dari Pengenalan konsep dasar hingga praktik sederhana. “AI bukan lagi hal yang jauh dari kehidupan kita. Dengan kurikulum baru ini, siswa madrasah akan diajak untuk mengenali bagaimana AI bekerja, lalu mengaplikasikannya dalam bentuk yang sesuai dengan jenjang mereka.” papar Irmasari. Ia menambahkan bahwa AI akan diintegrasikan ke dalam berbagai mata pelajaran, sehingga tidak hanya diajarkan secara teori, tetapi juga melalui proyek nyata yang membentuk pola pikir analitis dan kreatif.
Paparan yang disampaikan oleh Vita Ratnasari menitikberatkan pada penugasan karya akhir (final project) sebagai bagian penting dari kurikulum Prodistik 2025. Karya akhir akan menjadi sarana bagi siswa untuk menampilkan hasil belajar mereka dalam bentuk nyata.
“Melalui karya akhir, siswa bisa menunjukkan kemampuan digital yang mereka kuasai. Produk akhirnya bisa berupa aplikasi sederhana, sistem data, hingga inovasi lain yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat.” jelas Vita. Lebih jauh, karya akhir juga akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa karena hasil kerja mereka dapat digunakan sebagai portofolio untuk jenjang studi berikutnya atau ketika memasuki dunia kerja. Penilaian karya akhir tidak hanya menekankan aspek teknis, tetapi juga kreativitas, kebermanfaatan, dan etika pemanfaatan teknologi.
Dalam kesempatan tersebut, Fitria Endang Susana dari MAN 2 Bantul menyampaikan apresiasi terhadap materi yang diberikan para narasumber. Ia menilai bahwa kurikulum PRODISTIK 2025 sejalan dengan arah pengembangan madrasah, terutama dalam menyiapkan generasi yang religius sekaligus unggul di bidang teknologi. “Kami menyambut baik adanya integrasi AI dan penugasan karya akhir dalam pembelajaran. Siswa MAN 2 Bantul akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna, bukan hanya teori, tetapi juga praktik nyata yang bisa mereka banggakan.” tuturnya.
Diskusi yang dipandu oleh M. Zainul Asrori berjalan hangat. Peserta diberikan kesempatan untuk bertanya seputar penerapan kurikulum, kesiapan guru, hingga bentuk karya akhir yang sesuai dengan kondisi madrasah.
Berbagai pertanyaan yang diajukan peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap implementasi kurikulum baru. Beberapa guru menyampaikan perlunya pendampingan teknis dalam mengajar AI, sementara peserta lain mengapresiasi konsep karya akhir yang dinilai mampu menumbuhkan semangat inovasi siswa.
Sosialisasi ini diakhiri dengan penegasan dari para narasumber bahwa keberhasilan kurikulum Prodistik 2025 sangat bergantung pada sinergi antara madrasah, instruktur, siswa, dan dukungan perguruan tinggi. ITS siap memberikan pendampingan agar implementasi kurikulum berjalan sesuai harapan.
Bagi MAN 2 Bantul, kegiatan ini menjadi langkah penting untuk memperkuat komitmen sebagai madrasah yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Dengan bekal AI dan karya akhir, siswa tidak hanya dipersiapkan untuk lulus ujian, tetapi juga untuk mampu berinovasi dan bersaing secara global. “Madrasah harus bisa melahirkan generasi yang siap menghadapi masa depan. Kurikulum PRODISTIK 2025 dengan fokus pada AI dan karya akhir adalah jalan untuk mencapainya.” tutup Vita Ratnasari. (ftr)