MAN 2 Bantul Bekali Siswa dengan Etika Internet, Ciptakan Generasi Digital Beretika

Bantul (MAN 2 Bantul) – Dalam upaya mencetak generasi digital yang tidak hanya cakap teknologi tetapi juga beretika, program Prodistik (Program Pendidikan Terapan Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi) MAN 2 Bantul mengadakan kegiatan pembelajaran yang fokus membahas etika berinternet. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (12/9/2025), di ruang Multimedia I MAN 2 Bantul. Acara ini dipandu langsung oleh guru-guru Prodistik, Afiah Nur Aqini dan Tuti Mulyati.

Pembelajaran ini menjadi relevan mengingat masifnya penggunaan internet di kalangan remaja. Etika internet, atau yang dikenal juga sebagai netiket (nettiquette), adalah tata krama atau aturan tidak tertulis yang mengatur bagaimana seseorang bersikap, berkomunikasi, dan bertindak di dunia maya. Etika ini mencakup berbagai aspek, mulai dari cara berinteraksi di media sosial, menggunakan email, hingga berpartisipasi dalam forum daring. Tujuannya tidak lain adalah untuk menciptakan lingkungan digital yang aman, sehat, dan produktif bagi semua pengguna.

Diskusi Kelompok dan Presentasi Interaktif

Kegiatan inti dari pembelajaran ini adalah sesi presentasi kelompok siswa kelas X-B. Sebelumnya, para siswa telah dibagi menjadi beberapa kelompok, yang masing-masing beranggotakan enam orang. Setiap kelompok mendapat tugas untuk mengidentifikasi enam contoh pelanggaran etika di internet dan kemudian mendiskusikan bagaimana etika idealnya untuk mengatasi pelanggaran tersebut.

Suasana di ruang Multimedia I sangat interaktif. Satu per satu kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Beberapa contoh pelanggaran yang diangkat oleh siswa antara lain: penyebaran berita bohong (hoaks), ujaran kebencian (hate speech), perundungan siber (cyberbullying), plagiarisme digital, penggunaan akun palsu (anonimitas negatif), dan pelanggaran privasi dengan menyebarkan data pribadi orang lain tanpa izin.

Saat mempresentasikan solusi ideal, para siswa menunjukkan pemahaman yang mendalam. Mereka tidak hanya sekadar menyebutkan aturan, tetapi juga menjelaskan mengapa aturan tersebut penting. Misalnya, untuk kasus hoaks, mereka mengemukakan pentingnya verifikasi informasi dari sumber tepercaya sebelum membagikannya. Untuk kasus perundungan siber, mereka menekankan pentingnya empati dan melaporkan tindakan tersebut kepada pihak berwenang di platform digital.

Salah satu siswa, Tsabita, dari kelompok 3, menjelaskan, “Kami menemukan bahwa banyak perundungan siber terjadi karena orang merasa aman di balik layar. Etika idealnya, kita harus selalu berpikir bahwa di balik setiap akun ada manusia. Jadi, kita harus memperlakukan orang lain di dunia maya sama seperti kita memperlakukan mereka di dunia nyata, dengan rasa hormat.”

     

10 Etika Dasar Internet yang Wajib Diketahui

Selain presentasi, Afiah Nur Aqini dan Tuti Mulyati juga memaparkan sepuluh etika dasar internet yang harus dipahami oleh para siswa. Sepuluh etika ini yang secara luas dianggap sebagai panduan fundamental dalam berperilaku di dunia maya. Etika tersebut meliputi:

  1. Berpikir sebelum memposting sesuatu di sosial media ataupun di internet.
  2. Hargai privasi orang lain yang ada di internet.
  3. Jangan menyebarkan hoax dan waspada terhadap hoax.
  4. Menghindari penggunaan bahasa yang tidak perlu.
  5. Menghormati hak cipta
  6. Tidak melakukan cyberbullying
  7. Menggunakan internet untuk hal positif
  8. Bijak menggunakan sosial media
  9. Melindungi data pribadi
  10. Tanggung jawab digital
Manfaat Jangka Panjang untuk Siswa

Guru Prodistik, Tuti Mulyati, menyatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membekali siswa dengan pemahaman yang komprehensif tentang etika digital. “Di era digital ini, kecakapan teknologi saja tidak cukup. Etika menjadi pondasi penting agar mereka tidak hanya menjadi konsumen pasif, tetapi juga warga digital yang bertanggung jawab. Dengan memahami etika ini, kami berharap para siswa MAN 2 Bantul dapat menciptakan jejak digital yang positif dan berkontribusi pada lingkungan internet yang lebih baik,” jelas Tuti.

Kegiatan ini merupakan bagian dari kurikulum Prodistik yang dirancang untuk membekali siswa dengan keterampilan praktis dan teoritis yang relevan di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Dengan adanya pembelajaran etika internet ini, MAN 2 Bantul menunjukkan komitmennya untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter dan integritas yang kuat dalam berinteraksi di dunia digital. ™

Share ke sosial media
Tags:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by
Scroll to Top