Bantul (MAN 2 Bantul) — Upaya memperkuat komitmen menuju madrasah berintegritas terus digencarkan oleh MAN 2 Bantul. Pada Jumat (17/10/2025), madrasah ini kembali menggelar Bedah Dokumen Zona Integritas (ZI) yang kali ini berfokus pada aspek Akuntabilitas Kinerja. Kegiatan berlangsung di Aula MAN 2 Bantul dan dihadiri oleh Kepala MAN 2 Bantul, Hur Hasanah Rahmawati, dua narasumber ahli yaitu Isman dan Agus Yunianto, serta seluruh anggota Tim ZI, khususnya Pokja Akuntabilitas yang dikoordinatori oleh Fitria Endang Susana.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian evaluasi berkelanjutan untuk memperkuat tata kelola madrasah yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Melalui sesi bedah dokumen, setiap tim melakukan penelaahan mendalam terhadap eviden yang telah dikumpulkan, memastikan kesesuaiannya dengan indikator penilaian ZI WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi).
Dalam sambutannya, Hur Hasanah Rahmawati menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya rutinitas administratif, tetapi langkah nyata dalam membangun kepercayaan publik terhadap lembaga pendidikan. “Akuntabilitas bukan sekadar laporan, tetapi cerminan dari tanggung jawab moral kita terhadap amanah yang diberikan. Bedah dokumen ini adalah bentuk kesungguhan MAN 2 Bantul dalam mewujudkan tata kelola madrasah yang bersih, transparan, dan berintegritas,” ujarnya.
Sesi utama kegiatan diawali dengan pemaparan hasil kerja dari Tim Pokja Akuntabilitas. Para peserta kemudian mendapat pendampingan langsung dari Agus Yunianto, yang mengulas pentingnya kesesuaian antara dokumen dan realitas pelaksanaan di lapangan. Menurutnya, dokumen akuntabilitas yang baik bukan hanya lengkap, tetapi juga memiliki nilai naratif — mampu menjelaskan proses, hasil, serta dampak dari kegiatan yang dilakukan. “Eviden bukan sekadar tumpukan berkas. Ia harus hidup, mampu menceritakan perjalanan program, menunjukkan hasil nyata, dan bisa diverifikasi. Dengan begitu, akuntabilitas menjadi sesuatu yang terukur, bukan sekadar formalitas,” terang Isman.
Sementara itu, Isman menyoroti pentingnya pelibatan seluruh unsur madrasah dalam penyusunan dokumen akuntabilitas. Ia menjelaskan bahwa keberhasilan ZI tidak bisa bergantung hanya pada pimpinan, melainkan hasil sinergi dari semua pihak. “Akuntabilitas adalah tanggung jawab bersama. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan, semua pihak harus berperan aktif. Transparansi bukan tujuan akhir, melainkan proses panjang menuju kepercayaan publik,” ungkapnya.
Agus juga memberikan arahan teknis tentang indikator utama yang perlu dipenuhi dalam penilaian ZI WBK, seperti penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terukur, penyusunan laporan kinerja tepat waktu, serta adanya mekanisme penghargaan dan sanksi berdasarkan hasil capaian. Ia menekankan bahwa aspek-aspek tersebut harus terintegrasi dalam sistem kerja madrasah yang berkelanjutan.
Suasana kegiatan berlangsung aktif dan produktif. Setiap peserta tampak terlibat dalam sesi telaah dokumen secara berkelompok. Tim Pokja Akuntabilitas memeriksa kembali kelengkapan eviden, memvalidasi data, dan melakukan revisi agar dokumen lebih sesuai dengan pedoman ZI WBK. Pendamping memberikan masukan langsung mengenai format, substansi, hingga narasi pendukung yang mencerminkan kinerja nyata madrasah. Koordinator Pokja Akuntabilitas, Fitria Endang Susana, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat sistem pelaporan kinerja di MAN 2 Bantul.
“Kami ingin memastikan setiap kegiatan memiliki bukti yang valid dan bisa ditelusuri. Akuntabilitas itu tidak hanya tentang melapor, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga kejujuran dan keterbukaan dalam bekerja,” ungkap Fitria. Ia menambahkan, hasil dari kegiatan ini akan digunakan sebagai dasar perbaikan sistem pelaporan internal madrasah. Tim Akuntabilitas juga akan berkoordinasi lintas bidang untuk memastikan bahwa setiap program memiliki dokumentasi yang rapi dan terdigitalisasi dengan baik. Hal ini diharapkan dapat mempermudah proses monitoring dan evaluasi kinerja ke depan.
Menjelang akhir kegiatan, Hur Hasanah Rahmawati kembali menegaskan pentingnya membangun budaya kerja yang berintegritas. Ia menyampaikan apresiasi atas semangat dan kerja keras tim dalam mempersiapkan dokumen serta mengikuti proses evaluasi dengan penuh tanggung jawab. “Kita tidak hanya ingin lolos penilaian, tapi juga ingin benar-benar menjadi madrasah yang dipercaya masyarakat. Akuntabilitas adalah ibadah. Setiap laporan yang kita buat harus lahir dari kejujuran dan niat yang tulus,” tuturnya.
Kepala Madrasah juga menyampaikan bahwa kegiatan serupa akan terus dilakukan secara bertahap untuk seluruh komponen Zona Integritas lainnya, seperti Manajemen Perubahan, Pelayanan Publik, dan Pengawasan Internal. Langkah ini diambil agar implementasi ZI WBK di MAN 2 Bantul tidak bersifat parsial, tetapi menyeluruh dan berkesinambungan.
Sebagai tindak lanjut, Tim Akuntabilitas akan melakukan penyempurnaan dokumen berdasarkan hasil evaluasi hari itu dan menyerahkannya kepada Kepala Madrasah untuk diverifikasi. Proses ini menjadi bagian penting dalam memastikan bahwa seluruh bukti administrasi dan kegiatan pendukung disusun secara sistematis, transparan, dan sesuai standar.
Dengan semangat kolaborasi dan integritas, MAN 2 Bantul menegaskan posisinya sebagai madrasah yang tidak hanya berprestasi dalam akademik, tetapi juga unggul dalam tata kelola dan kejujuran kerja. Melalui kegiatan Bedah Dokumen Akuntabilitas ini, madrasah berkomitmen menjadikan transparansi dan akuntabilitas bukan sekadar slogan, melainkan napas dalam setiap langkah menuju Madrasah Hebat Bermartabat dan Berintegritas.