Bantul (MAN 2 Bantul) – Dalam upaya meningkatkan kualitas program Tahfidzul Qur’an di MAN 2 Bantul, Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum mengadakan pertemuan koordinasi bersama dua guru Tahfidz baru pada hari Jum’at (1/8/2025). Pertemuan berlangsung hangat dan penuh semangat di ruang guru MAN 2 Bantul dengan agenda membahas strategi pembelajaran Tahfidz yang lebih efektif, inovatif, dan berdampak langsung terhadap peningkatan capaian hafalan siswa.
Kedua guru Tahfidz yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Muhammad Hassin Khuluqi dan Isna Izayati, yang merupakan hasil seleksi ketat dari 28 pelamar. Mereka berhasil lolos dari serangkaian tes yang meliputi uji kompetensi Tahfidz, kemampuan metodologis mengajar, dan wawancara mendalam seputar manajemen pembelajaran Al-Qur’an di lingkungan madrasah. Keduanya membawa semangat baru serta metode yang menjanjikan untuk menjawab tantangan pembinaan hafalan di era yang penuh distraksi digital ini.
Waka Kurikulum MAN 2 Bantul, dalam sambutannya menyampaikan bahwa keberadaan guru Tahfidz yang berkualitas adalah salah satu komitmen madrasah dalam menguatkan identitas keislaman dan meningkatkan mutu lulusan. “Kita ingin siswa MAN 2 Bantul tidak hanya unggul secara akademik dan teknologi, tapi juga kuat dalam fondasi ruhiyah. Dan salah satu pondasi itu adalah kuatnya hafalan Al-Qur’an,” ujar beliau.
Dalam forum tersebut, Muhammad Hassin Khuluqi menjelaskan pendekatannya yang menitikberatkan pada mutqin hafalan—yakni hafalan yang kuat, tidak mudah lupa, dan melekat dalam jangka panjang. Menurutnya, proses menghafal tidak bisa hanya dibebankan pada siswa, tetapi juga harus dibantu dengan suasana yang mendukung, pendekatan psikologis yang tepat, dan pola pembinaan yang berkelanjutan. “Kami akan mengintegrasikan sistem halaqah kecil, target harian yang fleksibel, serta motivasi spiritual yang rutin. Siswa tidak hanya disuruh setor hafalan, tapi juga diajak memahami maknanya agar ayat lebih melekat di hati,” ungkap Hassin.
Sementara itu, Isna Izayati menekankan pentingnya personalisasi metode menghafal sesuai dengan karakter siswa. Ia mengatakan bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, sehingga metode satu arah tidak selalu efektif. “Saya akan mengajak siswa mengenali cara menghafal terbaik versi mereka sendiri. Ada yang cocok dengan audio, ada yang kuat dengan tulisan berulang, ada yang perlu visualisasi. Semua ini akan kami terapkan dalam pendekatan yang humanis dan sistematis,” jelas Isna. Keduanya juga sepakat akan memberikan perhatian khusus pada siswa yang mengalami stagnasi dalam hafalan. Program remedial hafalan, mentoring pribadi, hingga metode one minute reminder akan diterapkan secara bertahap.
Koordinasi ini juga membahas penjadwalan kelas Tahfidz yang lebih proporsional agar tidak mengganggu mata pelajaran umum. Waka Kurikulum menegaskan bahwa integrasi Tahfidz dalam jadwal madrasah akan diatur agar seimbang dan tidak membuat siswa terbebani secara akademik. Bahkan ke depan, hasil hafalan siswa akan dipertimbangkan sebagai bagian dari penilaian karakter dalam raport.
Dengan semangat baru dari para guru Tahfidz yang terpilih, MAN 2 Bantul optimis akan mampu mencetak generasi Qur’ani yang tidak hanya cerdas, tapi juga berakhlak mulia. “Ini bukan sekadar target jumlah hafalan, tapi perjuangan mencetak generasi penerus yang dekat dengan Al-Qur’an dalam akal dan jiwa,” tutup Waka Kurikulum penuh harap. MAN 2 Bantul terus berkomitmen untuk menjadi madrasah unggulan dengan karakter kuat, dan koordinasi ini menjadi langkah awal menuju perwujudan visi tersebut. (fitria)