Jumat Bertasbih MAN 2 Bantul: Wujud Kepedulian Lingkungan Menuju Adiwiyata 2026

Bantul (MAN 2 Bantul) – Pada Jumat (26/9/25), seluruh civitas akademika MAN 2 Bantul yang terdiri dari guru, pegawai, serta siswa-siswi melaksanakan kegiatan kerja bakti membersihkan dan menata lingkungan. Aksi bersih-bersih ini meliputi halaman madrasah, jalan menuju madrasah, area asrama Ulul Albab, hingga kebun belakang yang terdapat tanaman pisang, kandang ayam, dan kolam ikan lele. Seluruh kawasan digarap tanpa terkecuali dengan semangat slogan “An-Nadhofatu Minal Iman, kebersihan sebagian dari iman.”

Kegiatan bersih-bersih yang dirangkaikan dengan tamanisasi ini merupakan bagian dari program Jumat Bertasbih, sebagai persiapan menyongsong Lomba Adiwiyata antar sekolah/madrasah tingkat Kabupaten Bantul tahun 2026. Lebih dari sekadar menjaga estetika, kebersihan lingkungan madrasah mencerminkan kualitas hidup, kesehatan, serta membentuk karakter tanggung jawab siswa terhadap lingkungan.

Melalui Jumat Bertasbih, seluruh unsur madrasah dilibatkan secara aktif sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan. Pendekatan partisipatif dan edukatif mendorong terciptanya kolaborasi, semangat gotong royong, serta kesadaran kolektif akan pentingnya kebersihan untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman. Program ini dijalankan secara rutin dengan pembagian tugas berbasis tim, serta dukungan dari komite madrasah.

Manfaat yang tampak tidak hanya berupa lingkungan yang bersih dan tertata, tetapi juga meningkatnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan. Program edukatif yang menyertai kegiatan berhasil menanamkan pemahaman tentang dampak positif lingkungan yang sehat. Meski demikian, upaya berkelanjutan tetap diperlukan agar kesadaran tersebut tidak hanya sementara.

Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati, memberikan apresiasi atas partisipasi seluruh warga madrasah. “Kebersihan adalah bagian penting dari pendidikan karakter. Melalui kegiatan Jumat Bertasbih, kami ingin menanamkan nilai tanggung jawab dan kepedulian lingkungan pada anak-anak, sehingga kebiasaan ini dapat terbawa dalam kehidupan sehari-hari, baik di madrasah maupun di rumah,” ungkapnya.

Dengan melibatkan peran orang tua, komite, dan seluruh warga madrasah, Jumat Bertasbih diharapkan dapat berkembang menjadi budaya yang melekat. Bukan hanya sekadar rutinitas mingguan, melainkan kebiasaan hidup bersih, sehat, indah, dan nyaman, baik di lingkungan madrasah maupun dalam kehidupan bermasyarakat. (abd)

Share ke sosial media
Tags:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by
Scroll to Top