Kulon Progo (MAN 2 Bantul) – Dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan mempererat solidaritas antar pendidik, guru Sosiologi MAN 2 Bantul turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan Capacity Building dan Outbound yang diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi Madrasah Aliyah (MA) se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa (11/11/25) di Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah), Kulon Progo, yang dikenal dengan suasana alamnya yang asri dan fasilitas outbound yang menarik.
Ketua MGMP Sosiologi MA DIY, Angga Dwi Kurnianto, S.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini memiliki dua tujuan utama, yakni meningkatkan kapasitas profesional guru Sosiologi dalam menghadapi tantangan Kurikulum Merdeka, serta mempererat ukhuwah dan kebersamaan antar anggota MGMP. “Kita ingin tidak hanya belajar dan berdiskusi, tapi juga refreshing agar semakin solid sebagai komunitas pembelajar.” ungkapnya.
Pada sesi capacity building, para guru membahas isu-isu pedagogik terkini, seperti strategi diferensiasi pembelajaran Sosiologi, optimalisasi Platform Merdeka Mengajar (PMM), dan pengembangan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang kontekstual dengan isu-isu sosial di Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung dengan format lokakarya dan diskusi kelompok, di mana peserta berbagi praktik baik yang telah diterapkan di madrasah masing-masing.
Salah satu peserta, Sri Suhartun, guru Sosiologi MAN 2 Bantul, menyampaikan kesan positifnya. “Forum MGMP seperti ini sangat penting. Materi capacity building sangat relevan, terutama tentang bagaimana mengintegrasikan isu sosial lokal Kulon Progo atau Bantul dalam pembelajaran agar lebih bermakna bagi siswa.” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi MAN 2 Bantul untuk menjadikan guru sebagai pembelajar sepanjang hayat.

Sesi outbound yang digelar di area terbuka Desa Wisata Tinalah menjadi penutup kegiatan dengan suasana penuh keakraban. Para guru larut dalam permainan team building yang melatih kerja sama, komunikasi, dan kepemimpinan. Tawa dan semangat terlihat di wajah para peserta yang biasanya serius di depan kelas.
Kegiatan diakhiri dengan refleksi dan evaluasi bersama. Para guru mengaku kembali bersemangat dan siap menerapkan pengalaman serta pengetahuan baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasah masing-masing.






