Bantul (MAN 2 Bantul) — Guru MAN 2 Bantul, Puji Lestari, ikut berpartisipasi dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Literasi Media dan Informasi (LMI) yang diselenggarakan oleh Solopos Institute bekerja sama dengan UNESCO Indonesia, pada Minggu, 9 November 2025, bertempat di Griya Solopos, Jalan Adisucipto No.190, Solo.
Kegiatan bertema “Penguatan Literasi Media dan Informasi di Sekolah Agama ini diikuti oleh 35 pendidik dan pemangku kepentingan dari berbagai sekolah dan madrasah berbasis agama di Jateng dan sekitarnya. Tujuannya adalah menjaring masukan strategis untuk memperkuat integrasi Literasi Media dan Informasi (LMI) dalam kurikulum pendidikan agar lebih kontekstual dan relevan dengan tantangan era digital.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun sebagai perwakilan dari Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas inisiatif Solopos Institute dan UNESCO Indonesia dalam memperkuat literasi media di sekolah-sekolah berbasis agama sebagai upaya membangun pendidikan yang moderat, inklusif, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi.
FGD menghadirkan narasumber utama A’an Suryana, Ph.D. (peneliti dan pakar literasi media dari UNESCO Jakarta), dan Yekthi Hesthi Murthi (UNESCO Indonesia), yang memaparkan hasil temuan awal integrasi literasi media di sekolah agama serta urgensinya dalam pembentukan karakter dan nilai moderasi beragama.
Para peserta berdiskusi aktif mengenai tantangan dunia digital yang dihadapi siswa dan guru, seperti disinformasi, ujaran kebencian, penyalahgunaan data pribadi, dan pengaruh algoritma media sosial. Guru-guru dari berbagai daerah juga berbagi pengalaman tentang upaya sekolah agama dalam mengajarkan literasi media serta menyusun strategi penguatan untuk pembelajaran yang lebih inklusif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Puji Lestari sebagai perwakilan dari MAN 2 Bantul, menyampaikan bahwa literasi media menjadi keterampilan penting yang perlu ditanamkan sejak dini.
“Guru perlu membimbing siswa agar cerdas memilih informasi dan tidak mudah terprovokasi oleh konten negatif. Literasi media merupakan bagian dari pendidikan karakter digital yang menumbuhkan sikap kritis dan bijak dalam bermedia.” ungkapnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program UNESCO “Media and Information Literacy for Peace”, yang akan berlanjut pada Workshop Nasional Literasi Media dan Informasi di Kota Solo, tanggal 22–23 November 2025.
Melalui keikutsertaan dalam kegiatan ini, MAN 2 Bantul menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung penguatan kompetensi guru dan pembelajaran abad ke-21 dalam membentuk generasi religius, cerdas digital, dan berkarakter






