Gunungkidul (MAN 2 Bantul) – Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan, guru-guru Bahasa Arab dari berbagai Madrasah Aliyah di wilayah DIY turut bergerak cepat untuk mengintegrasikan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) ke dalam proses pembelajaran. Salah satu langkah konkret ditunjukkan oleh guru Bahasa Arab dari MAN 2 Bantul, Mubtadi’in dan Isnan Shobari yang mengikuti kegiatan Diseminasi Penggunaan AI dalam Pembelajaran Bahasa Arab yang diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Arab DIY di MAN 1 Gunungkidul pada hari Selasa (16/9/25).
Kegiatan ini berlangsung selama satu hari penuh, menghadirkan narasumber Didik Komaidi praktisi pembelajaran Bahasa Arab berbasis digital. Acara ini dihadiri oleh puluhan guru Bahasa Arab dari berbagai madrasah negeri dan swasta, termasuk perwakilan dari MAN 2 Bantul yang antusias mengikuti seluruh rangkaian acara.
Kegiatan diseminasi ini mengangkat tema “Pemanfaatan Artificial Intelligence dalam Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab”. Tema ini dipilih sebagai bentuk respon terhadap tuntutan transformasi digital dalam dunia pendidikan madrasah yang kini menjadi prioritas Kementerian Agama RI.
Dalam sambutannya, Kepala MAN 1 Gunungkidul, Kholis Muhajir, menyampaikan pentingnya inovasi dalam pembelajaran Bahasa Arab agar lebih adaptif terhadap perkembangan zaman. “Bahasa Arab bukan hanya bahasa keagamaan, tetapi juga bahasa global. Jika kita ingin siswa kita tertarik, maka pendekatannya juga harus modern. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi AI.” ujarnya.
Guru Bahasa Arab MAN 2 Bantul yang hadir, Mubtadi’in dan Isnan Shobari, menyampaikan bahwa kegiatan diseminasi ini sangat membuka wawasan baru, khususnya dalam mengenal berbagai tools dan aplikasi berbasis AI yang bisa digunakan untuk mengembangkan materi Bahasa Arab yang lebih interaktif dan personal. “Kami diperkenalkan pada berbagai platform seperti ChatGPT untuk membuat teks percakapan Bahasa Arab, Quillionz untuk membuat soal otomatis, hingga penggunaan text-to-speech Bahasa Arab untuk melatih keterampilan mendengar siswa serta Suno untuk menggubah lagu. Ini sangat membantu dalam membuat pembelajaran lebih menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa zaman sekarang.” ujar Isnan.



Narasumber acara ini Didik Komaidi, menjelaskan bahwa AI dapat dimanfaatkan untuk mendesain pembelajaran Bahasa Arab yang adaptif dan berbasis data. “AI bisa digunakan untuk menganalisis kelemahan siswa dalam penguasaan kaidah bahasa, lalu guru bisa memberikan intervensi yang lebih tepat. Ini sangat potensial untuk meningkatkan kompetensi literasi Bahasa Arab siswa,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya literasi digital bagi guru Bahasa Arab agar tidak tertinggal dari perkembangan teknologi. “Guru harus bisa menjadi agen perubahan, bukan hanya pengguna teknologi, tapi juga inovator.” tambahnya.
Ketua MGMP Bahasa Arab DIY, Mukrimuddin, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari roadmap MGMP dalam mendukung program Digitalisasi Madrasah yang dicanangkan oleh Direktorat KSKK Madrasah, Kemenag RI.
“Ini bukan kegiatan terakhir. Setelah ini, akan ada pelatihan lanjutan berbasis praktik, serta pengembangan komunitas belajar daring untuk guru-guru Bahasa Arab. Kita akan terus kawal transformasi digital ini.” ujarnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para peserta yang telah berpartisipasi aktif, termasuk dari MAN 2 Bantul yang selama ini dikenal sebagai madrasah yang progresif dalam inovasi pembelajaran.
Kegiatan ini diakhiri dengan penyusunan rencana tindak lanjut (RTL) oleh masing-masing peserta. Guru-guru diminta untuk mencoba minimal satu tools AI dalam satu siklus pembelajaran di madrasah masing-masing, lalu melaporkan hasilnya pada pertemuan MGMP selanjutnya.
“Dari kegiatan ini, kami membawa pulang banyak ide dan semangat baru. Harapannya, kami bisa menularkannya kepada rekan guru lain di madrasah masing-masing, dan tentunya kepada para siswa agar mereka semakin mencintai pelajaran Bahasa Arab,” pungkas Mukrimuddin
Dengan kegiatan seperti ini, transformasi digital di lingkungan madrasah bukan lagi sekadar wacana, tetapi menjadi gerakan nyata yang bertumpu pada kolaborasi, inovasi, dan peningkatan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan. (isob)