Guru Kimia MAN 2 Bantul Ikuti Workshop Deep Learning di Universitas Ahmad Dahlan

Bantul (MAN 2 Bantul) – Guru Kimia MAN 2 Bantul, Puji Lestari mengikuti Workshop Penyiapan Instrumen Pembelajaran Deep Learning yang diselenggarakan Magister Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan (MPFis UAD) pada Sabtu (23/8/2025) di Kampus 2 UAD. Kegiatan ini dihadiri guru-guru dari berbagai sekolah dan madrasah, termasuk dari MAN 2 Bantul.

Acara dibuka dengan sambutan Ketua Prodi MPFis UAD, M. Thoifur, yang menekankan filosofi peran guru dalam pendidikan.

“Apa yang kita lakukan sebagai guru adalah tafsir dari Al-Qur’an, tafsir berilmu yang terus berkembang. Ilmu fisika itu difahami, bukan dihafalkan; dinikmati, bukan ditakuti,” ungkapnya.

Materi pertama disampaikan oleh Sriyanto, Ketua PPFI sekaligus guru SMA 2 Bantul. Ia menekankan pentingnya sikap guru dalam menciptakan pembelajaran mendalam.

“Masuk kelas jangan sampai mrengut. Guru yang bisa ‘didalami’ oleh siswa akan membuat mereka berani bertanya. Jangan jadikan kelemahan siswa sebagai bahan cerita, karena itu menunjukkan pengelolaan kelas kita yang kurang berhasil,” tegasnya.

Materi kedua dibawakan oleh Tirta Andromeda, guru Fisika SMA Kulonprogo, yang membahas penyusunan administrasi pembelajaran mendalam. Menurutnya, pengalaman belajar siswa merupakan siklus yang harus terus dilatih: memahami, mengaplikasikan, dan merefleksi.

Sesi terakhir diisi oleh Anna Suryaningsih, guru Ekonomi SMA 1 Bantul. Ia memperkenalkan Taksonomi SOLO sebagai instrumen untuk mengukur kedalaman konsep siswa dan membandingkannya dengan Taksonomi Bloom.

“SOLO memiliki level dari prestruktural hingga relational. Pertanyaan reflektif yang tepat akan membuat siswa berpikir metakognitif dan mampu merefleksi pembelajarannya. Asesmen bukan dibuat di akhir, tetapi dirancang sejak awal,” jelasnya.

Sebagai tindak lanjut, para peserta diminta menelaah RPP atau modul ajar, kemudian mempresentasikan hasil analisisnya di hadapan kelompok lain.

Puji Lestari, guru Kimia MAN 2 Bantul yang mengikuti kegiatan ini, menyampaikan kesannya.

“Workshop ini benar-benar membuka wawasan saya tentang pembelajaran mendalam. Selama ini kita sering fokus pada penyampaian materi saja, padahal yang lebih penting adalah bagaimana siswa mengenali, memahami, dan merefleksi pembelajaran. Mulai hari ini saya akan berusaha masuk kelas dengan lebih ramah, tanpa beban, agar siswa merasa nyaman belajar bersama,” ungkapnya.

Workshop ini menegaskan bahwa deep learning bukan hanya strategi mengajar, melainkan filosofi pendidikan yang menuntut guru hadir secara utuh: ramah, reflektif, dan inspiratif. Kehadiran guru MAN 2 Bantul di kegiatan ini menjadi bukti keseriusan madrasah dalam mengembangkan pembelajaran bermakna, demi mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kritis dan berkarakter. (pjl)

Share ke sosial media
Tags:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by
Scroll to Top