Surabaya (MAN 2 Bantul) — Hari masih dini ketika rombongan Procomit MAN 2 Bantul sudah sampai halaman Masjid Al Akbar Surabaya pada Sabtu, 29 November 2025. Mereka datang bukan hanya untuk beribadah, tetapi juga memohon kekuatan sebelum berlaga di ajang besar Procommit ITS 2025. Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati, bersama 11 guru pendamping, termasuk Sapti Wahyuni, Janik Munandari, dan Afiah Nur Aqini, mendampingi para peserta dengan penuh perhatian.
Salah satu peserta, Febrianto, yang mengikuti cabang UGC (User Generated Content) Video, tampak berbaur dalam barisan jamaah bersama siswa lain. Para guru dan siswa membentuk satu kesatuan jamaah yang kompak, seolah menunjukkan bahwa mereka tidak hanya siap bersaing di dunia teknologi, tetapi juga siap menjaga sisi spiritual dan karakter.
Sholat Subuh berjamaah ini menjadi bagian dari “ruh perjuangan” Tim Procommit MAN 2 Bantul. Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati menegaskan bahwa usaha spiritual harus berjalan seiring dengan usaha teknis. “Persiapan anak-anak sudah luar biasa. Hari ini kita kuatkan dengan doa bersama agar mereka diberi ketenangan, kelancaran, dan kepercayaan diri.” ujarnya.
Kegiatan berlangsung dengan rapi. Setelah jamaah selesai, rombongan melanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin guru pendamping, Hardi Santoso. Suasana hening seketika, dan tiap siswa seakan larut dalam harapan masing-masing: membawa pulang prestasi, memberikan karya terbaik, dan membanggakan madrasah.
Guru pendamping Sapti Wahyuni, menyampaikan bahwa kegiatan Subuh berjamaah di luar kota seperti ini memberikan pengalaman emosional bagi siswa. “Anak-anak bukan hanya belajar lomba, tetapi belajar tentang kebersamaan, tanggung jawab, dan berpijak pada nilai-nilai madrasah.” katanya.
Febrianto juga mengungkapkan bahwa ibadah pagi itu membuatnya lebih tenang. “Rasanya seperti memulai hari dengan pikiran yang jernih. Semoga semua berjalan lancar.” ujarnya singkat.
Setelah kegiatan ibadah, para pendamping mengatur persiapan teknis menuju lokasi lomba. Laptop, perangkat pendukung, dan file karya diperiksa kembali. Peserta lomba Excel tampak melakukan simulasi ringan, sementara peserta Programming meninjau ulang alur coding yang telah dipersiapkan. Peserta UGC memantapkan konsep cerita dan pesan yang ingin disampaikan dalam karya videonya.
Masjid Al Akbar yang luas dan megah memberikan suasana damai dan menguatkan mental peserta. Bagi sebagian siswa, momen ini menjadi pengingat bahwa dalam setiap kompetisi, ketenangan batin memegang peran penting. Guru pendamping Menara Lintang Was menambahkan, “Kami ingin anak-anak tampil penuh keyakinan. Ibadah adalah salah satu cara agar mereka tidak terbebani, tetapi menikmati proses.”
Selanjutnya, Nur Hasanah Rahmawati memberikan arahan singkat sebelum rombongan bertolak ke kampus ITS. Ia menekankan pentingnya kejujuran, sportivitas, dan usaha maksimal. “Menang itu bonus. Yang paling penting kalian berproses dengan baik dan membawa nama MAN 2 Bantul dengan sikap terbaik.” pesannya.
Suasana penuh semangat terlihat sepanjang perjalanan menuju lokasi lomba. Para peserta saling memberi semangat dan mengingat kembali penugasan masing-masing. Rombongan merasa lebih ringan setelah memulai hari dengan ibadah, dan kini mereka siap menghadapi tantangan besar.
Dengan bekal latihan panjang, pendampingan intensif guru, dan ikhtiar spiritual yang menjadi ciri khas madrasah, Tim Procomit MAN 2 Bantul melangkah dengan keyakinan penuh. Sholat Subuh berjamaah di Masjid Al Akbar bukan hanya kegiatan pembuka, melainkan simbol bahwa perjuangan hari ini dibangun di atas doa, usaha, dan kebersamaan.






