Surabaya (MAN 2 Bantul) – Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati, mendapat kepercayaan menjadi wakil dari delapan madrasah prospektif untuk menyampaikan strategi transformasi menuju Madrasah Aliyah Kejuruan Negeri (MAKN) dalam Forum Penguatan Vokasi Madrasah yang digelar di Hotel Swiss-Belinn Surabaya, 25ā27 November 2025. Delapan madrasah tersebut antara lain MAN 2 Bantul (DIY), MAN 1 Aceh Utara, MAN 2 Batang Hari, MAN 6 Tasikmalaya, MAN 7 Tasikmalaya, MAN 3 Bojonegoro, MAN Pangandaran Jawa Barat, serta MAN 3 Madiun.
Kegiatan nasional ini menghadirkan jajaran pejabat Kementerian Agama RI, seperti Kasubdit Vokasi dan Inklusi Dr. Anis Masykur, Kasubtim Luky Herwati, dan staf Direktorat KSKK Madrasah Hasani Asro. Selain madrasah yang diproyeksikan menjadi MAKN, forum ini juga dihadiri madrasah dari jalur regulerāMAKN, yang berasal dari 11 madrasah dengan kesiapan lahan yang telah memenuhi standar, serta madrasah calon MAPK.
Dalam presentasinya, Nur Hasanah menyampaikan strategi menyeluruh yang meliputi pembaruan kurikulum vokasi, peningkatan kapasitas guru produktif, penyediaan sarana praktik sesuai standar industri, hingga penguatan jejaring dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Ia menegaskan bahwa kesiapan mental dan budaya kerja lembaga menjadi aspek penting untuk memasuki standar baru sebagai MAKN.
āMelalui forum ini, kami membawa gagasan bersama delapan madrasah yang siap bertransformasi. MAN 2 Bantul pun telah mantap melangkah menuju MAKN, terlebih dengan dukungan kuat dari Kemenag Kabupaten Bantul dan Kanwil Kemenag DIY yang siap mengawal perjalanan kami menjadi madrasah kejuruan unggulan.ā ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa transformasi MAKN tidak sekadar perubahan status administratif, tetapi perubahan kultur mutu, kedisiplinan kerja, orientasi industri, serta penguatan pembelajaran berbasis proyek dan praktik kejuruan.
Dr. Anis Masykur menambahkan motivasi bagi seluruh peserta agar menjaga komitmen dalam proses transformasi. Menurutnya, MAKN merupakan salah satu bentuk madrasah unggulan yang mendapatkan perhatian khusus dari Kemenag, sejajar dengan MAN Insan Cendekia dan MAPK.
Sebagai representasi delapan madrasah prospektif, Nur Hasanah menekankan bahwa masing-masing madrasah memiliki kekuatan dan tantangan yang berbeda, tetapi memiliki tujuan serupa: menciptakan madrasah vokasi yang kompetitif, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan industri nasional.
Forum ini menjadi titik strategis untuk menyelaraskan langkah, mempererat kolaborasi, dan menunjukkan kesiapan nyata madrasah dalam membangun jaringan madrasah unggul di tingkat nasional.






