Yogyakarta (MAN 2 Bantul) – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bantul kembali mengukir prestasi membanggakan di kancah daerah. Tim kreatif mereka berhasil meraih Juara 3 dalam ajang bergengsi Lomba Video Reels Gebyar Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional (Hantaru) 2025. Pengumuman dan penyerahan penghargaan dilaksanakan dalam puncak peringatan Gebyar Hantaru yang berlangsung meriah di Hotel Royal Darmo, Yogyakarta, pada Selasa (18/11/2025).
Kemenangan ini menjadi bukti nyata komitmen MAN 2 Bantul dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan dan penataan ruang kota, sejalan dengan tema besar yang diusung dalam Gebyar Hantaru tahun ini, yakni “Padhang Resik Jogjaku”.
Prestasi membanggakan ini diraih oleh tim yang terdiri dari empat siswa-siswi berbakat, didampingi oleh guru pembimbing yang berdedikasi. Mereka adalah:
-
Naifa Mulya Sandi (Kelas XI A)
-
M. Ikhsan Hanafi (Kelas XI A)
-
Febrianto Nur Wicaksono (Kelas XI D)
-
Miftakhul Jannah (Kelas XI D)
Dibawah bimbingan guru Janik Munandari, tim ini berhasil menyajikan karya video reels yang kreatif, informatif, dan mengena. Video mereka dinilai mampu menerjemahkan secara visual tentang pentingnya menjaga ruang kota agar tetap terang, bersih, dan bebas dari dua jenis sampah yang menjadi sorotan utama: sampah visual dan sampah fisik.
Penyelenggaraan Gebyar Hantaru oleh Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dinpertaru) kali ini memang mengusung tema yang sangat relevan dan mendalam. Tema “Padhang Resik Jogjaku” diambil bukan hanya sekadar untuk mengajak masyarakat membersihkan sampah fisik yang kasat mata, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap sampah visual. Sampah visual ini mencakup berbagai bentuk ketidakrapian dan pelanggaran tata ruang yang mengganggu estetika dan kenyamanan kota, seperti spanduk liar, papan reklame yang semrawut, atau penempatan benda-benda yang tidak teratur.
Kepala Dinpertaru Kota Yogyakarta, Wahyu Handoyo, dalam sambutannya pada acara puncak tersebut, menegaskan pentingnya edukasi ini. “Resik ini bukan hanya soal tidak ada sampah fisik, tetapi juga bebas dari sampah visual. Ini juga menjadi bentuk edukasi agar masyarakat semakin peduli terhadap tata ruang,” ujar Wahyu. Pernyataan ini sekaligus menjelaskan mengapa isu sampah visual menjadi fokus utama dalam lomba tahun ini, dan tim MAN 2 Bantul berhasil menangkap esensi pesan tersebut dengan sangat baik dalam karya video reels mereka.
Puncak peringatan Gebyar Hantaru 2025 yang digelar di Hotel Royal Darmo menjadi momen krusial pengumuman para juara dari berbagai kategori lomba yang telah diselenggarakan. Gebyar Hantaru tahun ini merupakan penyelenggaraan yang keempat kalinya, dan antusiasme masyarakat, khususnya para pelajar, terbukti sangat tinggi. Wahyu Handoyo menjelaskan bahwa Lomba Hantaru tahun ini menghadirkan empat kategori utama, yaitu: Lomba Video Reels, Penulisan Esai, Fotografi dan Poster
Total terdapat 804 peserta yang mendaftar dan mengirimkan karya mereka di keempat kategori tersebut. Jumlah ini, menurut Wahyu, jauh melampaui perkiraan penyelenggara, mengindikasikan bahwa kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap isu agraria dan tata ruang semakin meningkat.

Ketatnya persaingan dengan ratusan peserta lain dari berbagai sekolah dan kalangan membuktikan bahwa keberhasilan tim MAN 2 Bantul meraih Juara 3 di kategori Lomba Video Reels bukanlah hal yang mudah. Keunggulan karya mereka terletak pada kreativitas, pesan yang kuat, dan kemampuan untuk menyampaikan konsep “Padhang Resik Jogjaku” secara ringkas dan menarik sesuai format video reels.
Keberhasilan ini menjadi hadiah sekaligus motivasi besar bagi seluruh civitas akademika MAN 2 Bantul. Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati, menyampaikan rasa bangga dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para siswa dan guru pembimbing. Ia berharap prestasi ini dapat memicu semangat siswa-siswi lainnya untuk terus berkreasi dan berkontribusi positif bagi lingkungan sekitar.
Dengan kemenangan ini, MAN 2 Bantul telah membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada ilmu pengetahuan formal, tetapi juga pada pengembangan kreativitas, kepedulian sosial, dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam isu-isu penting kota, seperti tata ruang dan kebersihan lingkungan. Kemenangan ini sekaligus menggarisbawahi peran strategis madrasah dalam mencetak generasi muda yang sadar lingkungan dan tata ruang, yang siap mewujudkan cita-cita bersama untuk Jogja yang “Padhang Resik”—terang, bersih, dan tertata rapi. ™






