Kulon Progo (MAN 2 Bantul) – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Informatika Madrasah Aliyah (MA) se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menggelar pertemuan rutin dalam upaya meningkatkan kompetensi guru di bidang teknologi dan informasi. Acara kali ini berfokus pada pelatihan Pemrograman Python dengan Google Colaboration untuk Materi Analisis Data, bertempat di MAN 2 Kulon Progo pada Kamis (13/11/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh para guru Informatika MA dari seluruh DIY, dengan tujuan utama untuk sharing pengetahuan dan praktik terbaik dalam mengajarkan materi analisis data kepada siswa. Ketua MGMP Informatika MA se-DIY, Fajar Rahmadi, dalam sambutannya menekankan pentingnya guru untuk terus adaptif terhadap perkembangan teknologi, khususnya dalam konteks kurikulum merdeka yang menuntut siswa memiliki kemampuan literasi data yang kuat.
“Analisis data adalah kompetensi kunci di era digital ini. Melalui MGMP ini, kita tidak hanya belajar tools baru, tetapi juga cara terbaik untuk menyajikan materi ini agar mudah dipahami dan relevan bagi siswa kita di Madrasah Aliyah,” ujar Fajar. “Pemanfaatan platform cloud-based seperti Google Colaboration (Colab) adalah langkah strategis untuk memastikan proses pembelajaran tetap berjalan optimal, terlepas dari keterbatasan spesifikasi perangkat keras di madrasah masing-masing.”
Inti dari sharing session kali ini adalah eksplorasi mendalam mengenai implementasi Pemrograman Python menggunakan platform Google Colab sebagai solusi pengajaran yang efektif dan efisien. Narasumber utama dalam acara ini adalah Zuli Irawanto, seorang guru Informatika berprestasi dari MAN 2 Kulon Progo.
Zuli Irawanto memaparkan alasan kuat mengapa Google Colab lebih dipilih dibandingkan instalasi offline tradisional untuk materi Pemrograman Python, khususnya dalam konteks analisis data. Pilihan ini didasarkan pada empat keunggulan utama:
-
Cloud-Based, Berjalan di Browser, Tidak Perlu Diinstal: Colab adalah lingkungan Jupyter Notebook yang berjalan sepenuhnya di cloud. Ini berarti guru dan siswa tidak perlu khawatir tentang proses instalasi yang rumit atau masalah kompatibilitas software. Pembelajaran bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, hanya bermodalkan browser dan koneksi internet.
-
Gratis dengan Akses GPU/TPU: Salah satu keunggulan terbesar Colab adalah penyediaan akses gratis ke hardware accelerators seperti Graphics Processing Unit (GPU) dan Tensor Processing Unit (TPU). Fitur ini sangat krusial untuk menjalankan operasi komputasi berat dalam analisis data, machine learning, atau deep learning tanpa perlu membeli perangkat keras mahal.
-
Integrasi Google Drive: Dengan integrasi langsung ke Google Drive, menyimpan notebook dan mengakses dataset menjadi sangat mudah. Hal ini mempermudah kolaborasi antar siswa maupun guru, serta menjamin data pembelajaran tersimpan aman dan terorganisir.
-
Pre-installed Libraries: Colab sudah dilengkapi dengan banyak pustaka (libraries) data science populer yang sudah terinstal secara default, seperti NumPy, Pandas, Matplotlib, dan Scikit-learn. Ini menghilangkan tahap instalasi pustaka yang sering kali menjadi hambatan bagi pemula.
Delegasi dari MAN 2 Bantul, Tuti Mulyati, menanggapi positif penggunaan Colab. “Dengan Colab, hambatan perangkat yang sering dihadapi siswa dapat teratasi. Fokus pembelajaran bisa langsung ke materi, bukan lagi berkutat pada instalasi software,” ujarnya.
Â
 
Sesi dilanjutkan dengan praktik langsung (hands-on workshop) yang dipandu oleh Zuli Irawanto. Ia memandu peserta langkah demi langkah cara memulai Google Colab, mulai dari membuat notebook baru hingga mengimpor data sederhana.
Fokus praktik kemudian diarahkan pada beberapa latihan dasar Pemrograman Python yang dapat langsung diperkenalkan kepada siswa di kelas, namun tetap memiliki kaitan dengan logika komputasi yang kuat. Beberapa contoh latihan yang dipraktekkan adalah Latihan Perulangan (Looping) dengan While: Peserta mempraktikkan cara membuat struktur kontrol perulangan while untuk memproses serangkaian data atau melakukan iterasi berdasarkan suatu kondisi, sebuah konsep fundamental dalam analisis data. Latihan Error Handling: Guru juga mempraktikkan bagaimana mengimplementasikan blok try...except untuk menangani error atau exception yang mungkin terjadi saat kode dieksekusi, mengajarkan siswa untuk menulis kode yang lebih robust (tangguh).
“Tujuan kita adalah membekali siswa dengan kemampuan berpikir komputasional yang baik. Latihan sederhana seperti perulangan dan error handling adalah fondasi untuk nanti mereka bisa mengolah data yang lebih kompleks,” jelas Zuli Irawanto, sambil memastikan semua peserta dapat mengikuti step-by-step praktik tersebut.
Di penghujung acara, selain agenda utama sharing teknologi, para anggota MGMP Informatika MA se-DIY juga memanfaatkan momen ini untuk membahas agenda internal organisasi. Salah satu poin penting yang dibahas adalah kesepakatan desain dan pengadaan Korsa MGMP Informatika, sebagai identitas visual dan simbol kekompakan para guru Informatika di lingkungan Madrasah Aliyah se-DIY.
Kesepakatan ini menunjukkan komitmen para guru untuk tidak hanya fokus pada peningkatan profesionalisme, tetapi juga membangun solidaritas dan jejaring antar anggota. Kegiatan di MAN 2 Kulon Progo ini ditutup dengan harapan besar bahwa ilmu yang didapatkan dapat segera diimplementasikan di kelas masing-masing, menghasilkan generasi siswa madrasah yang unggul dalam literasi data dan teknologi informasi. ™






