Bantul (MAN 2 Bantul) – Suasana belajar di kelas XII B MAN 2 Bantul pada Kamis (30/10/2025) siang tampak berbeda dari biasanya. Pada pukul 12.45 hingga 14.05, guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), Khuzaifah, mendapatkan supervisi pembelajaran dari asesor internal madrasah, Sri Suharyanti. Guru sejarah berpengalaman itu dikenal aktif mendampingi peningkatan mutu pedagogis di MAN 2 Bantul. Supervisi ini bertujuan memperkuat kualitas proses belajar mengajar sekaligus memastikan penerapan model Project Based Learning (PjBL) berjalan optimal.
Dalam kegiatan tersebut, Khuzaifah membawakan materi bertema “Walisanga: Jejak Peradaban Islam di Tanah Jawa”. Melalui pendekatan PjBL, siswa diajak memahami peran penting para wali sebagai penyebar Islam yang turut membangun peradaban masyarakat Nusantara. Pembelajaran tidak hanya menyoroti aspek sejarah, tetapi juga menggali nilai-nilai spiritual dan budaya yang diwariskan Walisanga.
Kelas berlangsung interaktif dan penuh antusiasme. Khuzaifah mengawali pelajaran dengan kisah inspiratif dakwah Sunan Kalijaga yang dikaitkan dengan budaya lokal yang masih lestari hingga kini. Setelah itu, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan proyek mini berupa pembuatan poster digital tentang kontribusi masing-masing wali dalam perkembangan Islam di Jawa.
Asesor Sri Suharyanti tampak antusias mengamati jalannya proses belajar. Ia menilai pendekatan PjBL yang diterapkan Khuzaifah berhasil menghidupkan suasana kelas serta menumbuhkan semangat kolaboratif di antara peserta didik.
“Khuzaifah mampu mengelola pembelajaran dengan baik. Siswa terlibat aktif, bertanya, berdiskusi, dan menunjukkan pemahaman yang mendalam terhadap materi,” ungkapnya usai kegiatan.
Salah satu siswa, Anisa Hanum, juga mengaku senang mengikuti pembelajaran SKI dengan metode proyek tersebut.
“Belajar SKI ternyata menyenangkan. Kami bisa memahami sejarah Walisanga bukan hanya dari buku, tetapi juga lewat karya kami sendiri. Jadi lebih terasa maknanya,” ujarnya dengan semangat.
Khuzaifah menegaskan bahwa metode PjBL dipilih agar siswa tidak sekadar menghafal fakta sejarah, tetapi juga mampu meneladani nilai perjuangan dan dakwah para wali.
“Saya ingin siswa belajar berpikir kritis, bekerja sama, dan berkreasi. Nilai-nilai Islam yang diajarkan Walisanga relevan untuk membangun karakter generasi muda yang moderat dan berbudaya,” jelasnya.






