Bantul (MAN 2 Bantul) — Prestasi membanggakan kembali diraih MAN 2 Bantul. Pada Pekan Kompetisi Madrasah D.I. Yogyakarta 2025, madrasah berhasil lolos sebagai finalis Kompetisi Riset Madrasah (Kompresmata) bidang Ekoteologi. Karya riset yang diikutsertakan berjudul “Inovasi Pengelolaan Food Waste Program MBG di Madrasah Menuju Zero Waste Zero”.
Riset ini dikembangkan oleh dua siswa, Daffa Aufa Musyaffa dan I Putu Tangkas Wiguna, di bawah bimbingan guru Puji Lestari. Penelitian tersebut berfokus pada pengelolaan sisa makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di madrasah. Melalui inovasi ini, sisa makanan diolah menjadi magot untuk pakan ikan lele, pupuk organik cair, dan kompos padat. Semua proses dilakukan dalam sistem sirkular, sehingga tidak ada limbah yang terbuang, sesuai dengan prinsip Zero Waste, Zero Worry.
Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati, memberikan apresiasi tinggi terhadap prestasi ini.
“Saya bangga dengan Daffa, Putu, dan seluruh tim pembimbing. Karya ini bukan hanya inovatif secara sains, tetapi juga mencerminkan karakter peduli lingkungan yang kami tanamkan di madrasah. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi madrasah lain untuk mengelola sisa makanan dengan bijak,” ujarnya.


Guru pembimbing, Puji Lestari, menjelaskan bahwa riset ini lahir dari kegiatan pembelajaran kontekstual di madrasah.
“Siswa belajar langsung bagaimana sisa makanan bisa menjadi sumber kehidupan baru. Dari penelitian ini, mereka memahami bahwa sains dan nilai ekologis bisa berjalan beriringan. Ini pengalaman belajar yang sangat bermakna,” jelas Puji.
Sementara itu, Daffa Aufa Musyaffa, salah satu peneliti, mengungkapkan rasa bangganya bisa mewakili madrasah.
“Awalnya kami hanya ingin membuat pupuk dari sisa makanan MBG, tapi ternyata ada banyak potensi lain, seperti magot untuk pakan ikan. Senang rasanya bisa menunjukkan bahwa inovasi sederhana bisa membawa manfaat besar dan lolos menjadi finalis Kompresmata,” tuturnya.
Karya riset ini menegaskan komitmen MAN 2 Bantul menjadi madrasah hijau yang ramah lingkungan, mandiri pangan, dan inovatif. Prestasi ini sekaligus membuktikan bahwa pengelolaan food waste tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi lingkungan dan pendidikan siswa.