Bantul (MAN 2 Bantul) – Di tengah tuntutan komunikasi yang serba cepat dan visual di era digital, kompetensi dalam merancang media informasi menjadi semakin krusial. Merespons kebutuhan ini, guru MAN 2 Bantul, Tuti Mulyati, turut serta dalam Workshop Desain Flyer Anti Ribet yang diselenggarakan oleh Humas Data Informasi (HDI) Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Acara yang dilaksanakan pada Rabu (24/9/2025), secara daring ini berhasil menarik perhatian banyak peserta, termasuk perwakilan guru dan staf dari berbagai satuan kerja di bawah Kemenag DIY. Workshop ini menjadi wadah penting untuk meningkatkan keterampilan praktis dalam menyajikan informasi publik yang lebih menarik, jelas, dan mudah diterima masyarakat.
Kegiatan yang penuh semangat ini diawali dengan sambutan sekaligus pembukaan resmi oleh Sri Nurul, Pranata Humas Ahli Madya Kanwil Kemenag DIY. Dalam sambutannya, Sri Nurul menekankan bahwa inovasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik adalah komitmen tak terpisahkan dari Kemenag DIY.
“Di era digital, komunikasi visual itu kunci,” tegas Sri Nurul. “Tujuannya cuma satu: agar informasi dari Kemenag DIY bisa sampai ke masyarakat dengan lebih cepat, jelas, dan menarik. Ini bukti komitmen kami untuk terus berbenah demi pelayanan yang lebih baik.”
Ia didampingi oleh Bramma Aji Putra, Pranata Humas Kanwil Kemenag DIY, yang turut menyemangati para peserta agar memanfaatkan momen workshop ini untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya.
Sesi utama workshop kali ini membawakan materi yang sangat menarik, berjudul “Merancang Flyer Anti Ribet”. Materi tersebut disampaikan oleh narasumber utama, Doni Dayatama, seorang praktisi yang memiliki keahlian dalam desain komunikasi visual.
Dalam paparannya, Doni Dayatama menekankan bahwa flyer merupakan media komunikasi yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan singkat dan menarik perhatian khalayak. Menurutnya, sebuah flyer bukan hanya sekadar desain, melainkan wajah pertama dari sebuah acara atau informasi yang harus mampu menyampaikan pesan secara ringkas, jelas, dan memikat.
Untuk mencapai efektivitas tersebut tanpa harus membuang waktu dengan proses yang rumit, Doni memaparkan lima prinsip dasar desain flyer yang “Anti Ribet”:
- Sederhana dengan Elemen Secukupnya: Hindari menjejali flyer dengan terlalu banyak teks, gambar, atau dekorasi yang tidak perlu.
- Menarik melalui Pemilihan Warna Kontras: Gunakan kombinasi warna yang saling mendukung dan mampu menonjolkan poin-poin penting.
- Menyajikan Informasi yang Singkat dan Jelas: Setiap kata harus efisien dan langsung pada intinya.
- Menekankan Hierarki: Atur tata letak sehingga poin utama langsung terbaca dan menjadi fokus pandangan pertama.
- Menjaga Konsistensi: Pastikan desain selaras dengan identitas visual instansi, dalam hal ini Kemenag atau satuan kerja seperti MAN 2 Bantul.
Poin-poin ini menjadi sangat penting bagi guru seperti Tuti, yang seringkali perlu mengomunikasikan berbagai kegiatan madrasah, prestasi siswa, atau pengumuman penting kepada publik dan orang tua siswa secara cepat dan atraktif.
Workshop ini tidak berhenti pada penyampaian teori semata. Peserta, termasuk perwakilan MAN 2 Bantul, diajak langsung untuk melakukan praktik cepat merancang flyer. Langkah-langkah praktis dan terstruktur dipandu langsung oleh Doni Dayatama, dimulai dari:
- Menentukan Tujuan: Apa pesan utama yang harus disampaikan?
- Memilih Template Sederhana: Memanfaatkan template yang sudah tersedia untuk efisiensi waktu.
- Memasukkan Konten Utama: Menuliskan judul, waktu, tempat, dan poin-poin penting.
- Menambahkan Gambar atau Ikon Pendukung: Memilih visual yang relevan dan berkualitas baik.
- Mengecek Keterbacaan dan Kerapian Desain: Memastikan tidak ada typo dan tata letak sudah seimbang.
Sesi praktik singkat ini diakhiri dengan simulasi membuat flyer menggunakan template sederhana. Hasil karya peserta ditunjukkan, kemudian direvisi, dan didiskusikan bersama secara daring. Sesi diskusi ini membuka kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan umpan balik langsung dan melihat contoh-contoh desain yang telah dikoreksi berdasarkan prinsip-prinsip “Anti Ribet.”
Workshop ini secara keseluruhan memberikan suntikan baru sekaligus inspirasi untuk para peserta agar semakin kreatif dan efektif dalam menyajikan informasi publik. Dengan keterampilan desain flyer yang mumpuni, diharapkan komunikasi Kemenag DIY, termasuk satuan pendidikan seperti MAN 2 Bantul, dapat menjadi lebih dinamis, informatif, dan mampu menjangkau khalayak yang lebih luas di tengah derasnya arus informasi. ™