Bantul (MAN 2 Bantul) — Bank Indonesia terus berupaya mengendalikan inflasi sekaligus menumbuhkan literasi masyarakat mengenai pentingnya mencintai Rupiah. Salah satu langkah yang ditempuh adalah melalui program inovatif MRANTASI (Masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi), yang menyasar pedagang, masyarakat umum, hingga pelajar.
Pada Rabu (17/9/2025), Bank Indonesia DIY menggelar sosialisasi MRANTASI Goes to School di Hotel Grand Rohan, Bantul. Kegiatan ini menghadirkan ratusan peserta dari kalangan pelajar, guru, hingga kepala madrasah. Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati, turut hadir mendampingi siswi berprestasi Miftahul Jannah sebagai bentuk dukungan madrasah terhadap penguatan literasi keuangan sejak dini.
Program MRANTASI lahir sebagai respons atas tingginya inflasi DIY tahun 2023 yang sempat mencapai 5,81% (yoy), di atas target nasional. Selain menghadirkan branding warung MRANTASI di pasar tradisional, kini program ini juga merambah dunia pendidikan. Harapannya, generasi muda memahami apa itu inflasi, dampaknya, serta langkah bijak yang bisa dilakukan untuk menjaga stabilitas harga.
Kegiatan berlangsung sejak pukul 08.30 WIB dengan registrasi, menyanyikan Indonesia Raya, sambutan TPID, dan sesi foto bersama. Selanjutnya peserta mengikuti berbagai materi, di antaranya:
-
Sosialisasi MRANTASI Goes to School tentang makna inflasi dan cara mengendalikannya.
-
Edukasi QRIS untuk mendorong transaksi non-tunai yang efisien dan aman.
-
Kampanye Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah (CBP Rupiah), meliputi:
-
Cinta Rupiah: merawat dan menggunakan Rupiah dengan baik.
-
Bangga Rupiah: menjunjung Rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa.
-
Paham Rupiah: mengelola keuangan secara bijak.
-
-
Diskusi interaktif, di mana Miftahul Jannah aktif bertanya tentang hubungan konsumsi berlebihan dengan inflasi.
-
Post test via Kahoot untuk mengukur pemahaman peserta.
Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati, menilai kegiatan ini sangat relevan bagi pelajar. Menurutnya, inflasi bukan sekadar istilah ekonomi, tetapi nyata dirasakan dalam harga kebutuhan sehari-hari. “Dengan memahami inflasi, siswa bisa lebih bijak berbelanja, menghargai Rupiah, dan ikut mendukung ketahanan ekonomi nasional,” ujarnya.
Miftahul Jannah juga mengaku mendapat pengalaman baru. Ia menyadari bahwa isu inflasi sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti harga beras, cabai, atau minyak goreng yang sering dibicarakan orang tuanya di rumah.
Hasil nyata dari program MRANTASI pun terlihat. Inflasi DIY berhasil ditekan hingga 2,28% (yoy) pada Mei 2024. Survei Bank Indonesia mencatat kepuasan masyarakat terhadap program ini mencapai 98%.
Kehadiran MAN 2 Bantul dalam kegiatan tersebut menegaskan bahwa dunia pendidikan berperan penting dalam mencetak generasi sadar inflasi. Dengan menanamkan sikap Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah, para pelajar diharapkan dapat menjadi agen perubahan untuk menjaga stabilitas ekonomi bangsa. (ftr)