Guru Seni Budaya MAN 2 Bantul Terima Keris Pusaka, Simbol Apresiasi Pelestarian Budaya Nusantara

Boyolali (MAN 2 Bantul) — Panggung budaya peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Boyolali menjadi saksi momen bersejarah. Riyadi Setyawan, guru Seni Budaya MAN 2 Bantul, menerima penghargaan berupa keris pusaka dari Aris Setyono, guru seni salah satu SMK di Surakarta sekaligus pendiri Sanggar Abimanyu Mukti yang dikenal sebagai kolektor benda antik.

Prosesi penyerahan digelar pada Sabtu malam (23/8/2025) di tengah semaraknya gelaran budaya yang menampilkan tari tradisional, karawitan, wayang kulit, kolaborasi musik, karnaval budaya, hingga reog. Deretan pertunjukan tersebut banyak dimainkan oleh para siswa Sanggar Abimanyu Mukti, menegaskan bahwa generasi muda tetap menjadi garda depan pelestarian tradisi.

Aris Setyono menyampaikan alasan memilih keris sebagai simbol penghargaan. Menurutnya, Riyadi adalah sosok yang tidak hanya mengajar seni di kelas, tetapi juga menyalakan semangat anak-anak muda untuk mencintai budaya Nusantara.

“Selama ini Pak Riyadi selalu hadir mendukung kegiatan kami. Tidak hanya sekadar menyaksikan, setiap ke sanggar beliau juga mendorong siswa ikut belajar gamelan, wayang, tari, hingga batik. Saya melihat beliau sebagai penjaga ruh budaya. Karena itu, saya memilih keris—bukan benda lain—sebagai simbol penghormatan,” ujar Aris.

Ia menambahkan, keris bukan sekadar pusaka, melainkan warisan adiluhung bangsa yang telah diakui dunia. Pada 25 November 2005, UNESCO menetapkan keris sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

“Dengan memberikan keris ini, saya ingin menegaskan bahwa perjuangan beliau sejalan dengan amanah leluhur untuk menjaga identitas budaya,” tambahnya.

Sementara itu, Riyadi menyambut penghargaan tersebut dengan penuh syukur dan rasa haru. Baginya, keris bukan sekadar benda simbolik, melainkan amanah yang harus dijaga.

“Ini bukan hadiah pribadi, tetapi pengingat bahwa kita semua punya tugas menjaga warisan leluhur. Saya berharap generasi muda semakin bangga dengan budaya Nusantara dan menjadikannya bagian dari jati diri mereka,” tutur Riyadi.

Malam budaya di Boyolali itu akhirnya tidak hanya meninggalkan kesan hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam: budaya adalah ruh bangsa yang harus dijaga agar tetap hidup sepanjang zaman. (rys)

Share ke sosial media
Tags:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by
Scroll to Top