Bantul (MAN 2 Bantul) – Siswa kelas XI-A MAN 2 Bantul menjalani sesi pembelajaran perencanaan kewirausahaan dalam rangka implementasi Program Pendidikan Terapan Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Prodistik) pada Rabu (30/7/25). Prodistik adalah mata pelajaran penguatan keterampilan digital yang bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan di bidang teknologi informasi, komunikasi, dan dasar-dasar teknopreneurship. (baca: Sekilas Program Prodistik MAN 2 Bantul)
Program ini merupakan hasil kerja sama satuan pendidikan (seperti MAN 2 Bantul) dengan perguruan tinggi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan dirancang untuk mendorong literasi digital, pemahaman teknologi, serta kemampuan berwirausaha berbasis teknologi.
Dengan pendekatan berbasis praktik, Prodistik membantu siswa mengembangkan kreativitas, kemampuan berpikir kritis, serta kesiapan menghadapi tantangan dunia digital dan industri 4.0.Ā Kegiatan ini dilaksanakan di lingkungan madrasah bersamaan dengan mata pelajaran Prodistik yang rutin berlangsung setiap pekan.
Program ini menjadi bagian penting dari upaya MAN 2 Bantul untuk membekali siswa dengan keterampilan yang relevan dengan dunia usaha dan industri. Dalam sesi kali ini, para siswa tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga diajak untuk langsung terjun dalam merancang ide bisnis mereka sendiri. Mulai dari mengidentifikasi kebutuhan pasar, menentukan segmentasi konsumen, hingga menyusun konsep produk dan strategi harga, semuanya dibahas dalam diskusi kelompok yang aktif dan interaktif.
Produk yang direncanakan oleh para siswa sangat beragam, mencerminkan kreativitas dan pemahaman mereka terhadap kebutuhan di sekitar. Beberapa kelompok memilih untuk mengembangkan produk makanan dan minuman (FnB), seperti camilan sehat dan minuman herbal. Kelompok lain fokus pada produk kebutuhan rumah tangga, seperti cairan pembersih serbaguna yang dibuat secara home made, serta produk kebersihan berbasis ramah lingkungan. Penentuan harga dilakukan dengan memperhatikan daya beli target pasar yang telah dianalisis sebelumnya, menunjukkan bahwa siswa mulai memahami pentingnya keseimbangan antara kualitas dan keterjangkauan produk.
Salah satu siswa, Muhammad Zaki Fahrurrozi, mengungkapkan manfaat nyata dari pembelajaran ini. āMenurut saya, mata pelajaran Prodistik ini membantu banget. Kita jadi tahu cara memulai usaha dari nol, mulai dari mikir siapa yang akan beli, sampai gimana bikin produk yang menarik dan harganya pas,ā ujar Zaki antusias.
Kegiatan ini sejalan dengan visi MAN 2 Bantul sebagai madrasah technopreneur yang mendorong terciptanya generasi mandiri, kreatif, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja dan kewirausahaan. Dengan pendekatan berbasis praktik, siswa tidak hanya belajar membuat produk, tetapi juga memahami proses berpikir kritis, kerja sama tim, serta kemampuan presentasi ide di depan rekan-rekan mereka.
Melalui integrasi kurikulum Prodistik dengan pembelajaran kewirausahaan, MAN 2 Bantul terus membuktikan komitmennya untuk menjadi madrasah yang adaptif terhadap perkembangan zaman dan mampu mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga berdaya saing di dunia usaha. (dinda)