Bantul (MAN 2 Bantul) – Sebagai langkah awal sebelum memulai program Praktik Kependidikan (PK), empat mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik (FISHIPOL) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengadakanĀ koordinasiĀ dengan guru pamong Sosiologi di MAN 2 Bantul, Sri Suhartun. Pertemuan yang berlangsung Senin (14/7/25), di ruang guru tersebut menjadi jembatan krusial antara teori akademis yang diperoleh di bangku kuliah dengan realitas praktik pengajaran di madrasah.
Keempat mahasiswa, yaitu Mohammad Effendi Noor, Marcelino Kurniawan, Vito Perdana Putra, dan Muhammad Abid Abdullah, disambut hangat olehĀ Sri Suhartun selaku guru mata pelajaran Sosiologi yang akan membimbing mereka selama tiga bulan ke depan. Pertemuan ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah sesi strategis untuk memastikan program praktik mengajar dapat berjalan efektif, relevan, dan berdampak positif bagi siswa.
Fokus utama diskusi adalah penyelarasan rencana pembelajaran mahasiswa dengan struktur Kurikulum Merdeka yang diterapkan di MAN 2 Bantul. Sri Suhartun secara rinci memaparkan Capaian Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), serta modul ajar yang telah digunakan. āPenting bagi mahasiswa untuk memahami tidak hanya ‘apa’ yang diajarkan, tetapi juga ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’ materi itu disampaikan sesuai fase perkembangan siswa. Di Kurikulum Merdeka yang menggunakan pendekatan Deep Learning,Ā kita mendorong pembelajaran yang berpusat pada siswa dan kontekstual, termasuk menciptakan pembelajaran yang lebih mendalam, kritis dan bermakna dengan memperhatikan pembelajaran yang sadar, bermakna dan menyenangkan.ā jelasnya.
Selain aspek kurikulum, pertemuan ini juga mengupas tuntas profil dan karakteristik siswa MAN 2 Bantul. Diskusi mencakup gaya belajar siswa, tingkat partisipasi di kelas, serta tantangan dalam menjaga motivasi belajar. Informasi ini menjadi bekal tak ternilai bagi para mahasiswa untuk merancang pendekatan yang lebih personal dan metode pembelajaran yang interaktif, seperti diskusi kelompok, studi kasus, atau pembelajaran berbasis proyek.
Mohammad Effendi Noor yang bertindak sebagai koordinator mahasiswa, mengungkapkan apresiasinya. āKami datang dengan bekal teori-teori pedagogik modern, namun tanpa pemahaman mendalam tentang konteks lokal dan karakteristik siswa, teori tersebut akan sulit diterapkan. Arahan dari Ibu Sri Suhartun sangat membuka wawasan kami. Kini kami lebih percaya diri untuk mengembangkan RPP dan media ajar yang benar-benar āmembumiā dan menjawab kebutuhan siswa di sini.ā tutur Effendi.
Pertemuan ini menggambarkan simbiosis mutualisme yang ideal antara institusi pendidikan tinggi dan sekolah mitra. Di satu sisi, MAN 2 Bantul mendapatkan suntikan energi baru, ide-ide segar, dan potensi inovasi teknologi pembelajaran dari para mahasiswa. Di sisi lain, para mahasiswa memperoleh pengalaman otentik yang tidak akan mereka dapatkan di ruang simulasi kampus. Mereka belajar mengelola kelas, berinteraksi dengan beragam karakter siswa, dan beradaptasi dengan budaya serta etos kerja di lingkungan madrasah.
Sebagai tindak lanjut, para mahasiswa dijadwalkan akan melakukan observasi di beberapa kelas Sosiologi selama satu minggu ke depan. Tahap ini akan memberikan mereka gambaran langsung mengenai dinamika kelas sebelum akhirnya mengajar secara mandiri di bawah supervisi guru pamong. Kolaborasi yang solid sejak awal ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi keberhasilan program PK, yang tidak hanya bertujuan memenuhi kewajiban akademik, tetapi juga berkontribusi nyata dalam mencetak generasi pendidik yang kompeten dan adaptif. (ss)