Menyongsong Society 5.0: Peran Generasi Muda Dalam Era Inovasi

Karya: Acin Cahaya

Dalam era globalisasi dan transformasi teknologi yang berkecamuk, Society 5.0 muncul sebagai hasil logis dari evolusi peradaban manusia. Era ini menghadirkan konsekuensi yang erat antara teknologi dan kebutuhan manusia. Society 5.0 menggambarkan fase dimana kecerdasan buatan AI dan interkoneksi menjadi terintegrasikan secara harmonis untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik

Revolusi Industri 4.0 membawa inovasi yang menakjubkan, tetapi Society 5.0 menghadirkan paradigma yang komprehensif. Era ini menuntut adaptasi tak hanya dalam teknologi, tetapi juga dalam pemikiran dan nilai-nilai kemanusiaan. Generasi muda dengan keberanian dan daya kreatifitasnya, memegang peranan penting dalam membentuk perjalanan ke Society 5.0.

Generasi muda adalah tulang punggung dalam revolusi ini. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi teknologi, menjadikan mereka terbiasa dengan perubahan dan memiliki keberanian untuk mewujudkan ide-ide inovatif menjadi kenyataan. Kemampuan adaptasi mereka dan keinginan untuk memecahkan masalah membuat mereka menjadi agen perubahan yang tak tergantikan.

Peran generasi muda dalam Society 5.0 tidak hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi sebagai pemikir kritis bahwa teknologi harus beriringan dengan nilai-nilai kemanusian. Mereka membawa falsafah yang positif, menjunjung tinggi keadilan, kemajemukan dan keberlanjutan dalam menggiring peradaban menuju transformasi yang positif.

Teknologi telah menjadi menjadi bagian yang tidak dapat dipidahkan dari kehidupan generasi muda. Ketergantungan pada teknologi membentuk pola pikir, belajar, berinteraksi bahkan cara mereka dalam melihat dunia. Komunikasi digital, akses informasi, dan peluang dalam berbagai bidang merupakan sebagian dampak yang ditimbulkan dari teknologi pada kehidupan generasi muda.

Pada saat yang bersamaan, generasi muda menggunakan teknologi sebagai alat utama untuk menciptakan perubahan positif. Mereka tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi juga menjadi pencipta konten, dan inovator dalam berbagai bidang. Generasi muda menggunakan teknologi sebagai katalisator untuk menciptakan perubahan di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan. Generasi muda mengembangkan aplikasi, platform sosial, dan solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi dunia saat ini. Sejumlah aplikasi inovasi telah muncul, seperti:

  1. Aplikasi Kesehatan mental

Generasi muda telah mengembangkan aplikasi untuk kesehatan mental yang memberikan akses layanan psikologi, konseling, dan dukungan emosional secara daring seperti Bicarakn.id Psikolog Online, Riliv. Aplikasi ini memberikan solusi bagi banyak individu yang mengalami gangguan mental.

  1. Aplikasi belajar siswa

Mereka menciptakan aplikasi belajar untuk siswa agar dapat belajar dimana saja dan kapan saja, seperti Kelas Kita, Ruangguru, Kelas Pintar, Bahaso, dan Aku Pintar.

  1. Aplikasi Ecommerce

Generasi muda menciptakan aplikasi ecommerce untuk memudahkan masyarakat berbelanja online, dimana saja dan kapan saja, seperti Tokopedia dan OLX.

Salah satu inovasi yang menonjol adalah platform crowdsourcing untuk mengatasi masalah linkungan. Generasi muda menggalang dukungan ide dari masyarakat luas dalam menemukan solusi terhadap dalam mengatasi masalah lingkungan terhadap pertanian dan peternakan seperti aplikasi RiTx Bertani dan eFarm. Melalui platform ini, mereka dapat menghubungkan orang-orang dengan minat yang sama dan mengimplementasikan solusi secara kolaboratif.

Selain itu, ada juga aplikasi di bidang iklim yang digunakan untuk memprediksi cuaca seperti Cuaca Indonesia dan Info BMKG. Dalam semua ini generasi muda tidak hanya menjadi user teknologi yang cerdas, tetapi juga pencipta perubahan yang berarti dapat memanfaatkan potensi teknologi untuk kebaikan bersama. Tindakan mereka membuktikan bahwa teknologi bukan hanya alat untuk mempermudah kehidupan, tetapi juga untuk perubahan yang substansial dalam masyarakat.

Teknologi memainkan peran sentral dalam mengubah cara kita hidup dan berinteraksi, namun penting untuk memastikan bahwa perkembangan teknologi tetap sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Generasi muda menjadi garda terdepan dalam memastikan keseimbangan antara teknologi dan kebutuhan manusia.

Generasi muda mengenali bahwa teknologi bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk mencapai kemajuan sosial yang pesat. Mereka menyadari bahwa teknologi harus diberdayakan dengan nilai-nilai kemanusian seperti empati, keadilan, dan kepedulian.

Keseimbangan ini tercermin dalam cara generasi muda mengembangkan teknologi yang tidak hanya secara teknis, tetapi juga memperhatikan implikasi sosial dan etika. Mereka memperhatikan dampak sosial dari inovasi mereka, memastikan bahwa teknologi yang mereka kembangkan tidak hanya memberi manfaat pada segelintir orang, tetapi juga seluruh masyarakat.

Generasi muda diharapkan untuk dapat berperan besar sehingga dapat sejalan dengan peran mereka sebagai agent of change. Tidak hanya itu, generasi muda harus mempunyai daya saing yang tinggi, bersikap nasionalisme, serta bermoral. Seperti dalam pidato yang diungkapkan Ir. Soekarno ā€œBeri aku sepuluh pemuda maka akan kuguncangkan duniaā€ menyiratkan bahwa memiliki kekuatan dalam membentuk perubahan. Ditambah dengan kemajuan teknologi dapat mewujudkan inovasi perubahan yang dibuatnya. Salah satu peran generasi muda yaitu memberantas penyebaran hoax, membuat dan menyebarkan konten positifĀ  di media sosial. Generasi muda juga harus bijak dalam menyaring budaya asing yang mencoba menggantikan budaya local.

Kemajuan teknologi memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Meskipun teknologi membawa berbagai kemudahan dan inovasi, penggunaannya yang terkendali juga berkontribusi pada degradasi lingkungan. Beberapa dampak dapat disoroti termasuk:

  1. Peningkatan Limbah Elektronik

Perkembangan teknologi seringkali memunculkan limbah elektronik yang besar. Perangkat elektronik yang usang atau rusak menjadi sumber pencemaran lingkungan jika tidak didaur ulang dengan benar. Limbah ini mengandung bahan berbahaya seperti timah (SnO), merkuri (Hg), dan kadmium (Cd) yang dapat merusak tanah. air, dan udara.

  1. Konsumsi Energi yang Tinggi

Teknologi modern seringkali membutuhkan sumber energi yang besar, terutama dalam proses produksi, pengoperasian, dan pemeliharaannya. Penggunan energi fosil yang berlebih seperti BBM untuk memenuhi kebutuhan hidup dapat menjadi salah satu sebab terjadi hujan asam. Beberapa gas buangan kendaraan bermotor juga merupakan gas rumah kaca (GRK) yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global yang memicu perubahan iklim global.

  1. Deforestasi dan Penggunaan Sumber Daya Alam

Kebutuhan akan bahan baku untuk teknologi, seperti logam, mineral dan komponen elektronik, seringkali menyebabkan deforestasi, penambangan yang tidak berkelanjutan, dan penggunaan sumber daya alam secara belebihan. Hal ini berpotensi menganggu ekosistem alami dan mempecepat kerusakan lingkungan

Generasi muda merespons dampak teknologi terhadap lingkungan dengan berbagai inisiatif dan solusi kreatif:

  1. Inovasi Ramah Lingkungan

Mereka terlibat dalam penngembangan teknologi yang ramah lingkungan seperti penggunaan energi terbarukan, desain produk yang dapat didaur ulang, dan penggunaan material yang lebih ramah lingkungan industri teknologi.

  1. Kesadaran dan Edukasi

Generasi muda memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran akan dampak negatif teknologi terhadap lingkungan. Melalui kampanye sosial, media sosial dan program edukasi, mereka menyebarkan informasi tentang praktik berkelanjutan dan pentingnya peduli pada lingkungan.

  1. Gerakan untuk Lingkungan

Mereka terlibat aktif dalam kegiatan lingkungan yang memperjuangkan kelestarian lingkungan seperti aksi menanam seribu pohon.

Generasi muda memiliki peran krusial sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Namun, perjalanan mereka untuk menciptakan dampak positif sering kali dihadapkan dengan dengan sejumlah tantangan dan hambatan kompleks.

  1. Ketidakpastian Eknonomi

Tantangan ekonomi menjadi hal utama yang dihadapi generasi muda. Kesulitan dalam memulai karier, tingginya biaya pendidikan, dan akses yang terbatas terhadap pekerjaan yang sesuai minat dan kemampuan menjadi hambatan besar dalam mengemban peran sebagai agen perubahan. Ini bisa membatasi kemampuan mereka untuk fokus pada proyek-proyek sosial atau lingkungan

  1. Tuntunan Sosial dan Tekanan Mental

Tantangan mental dan emosional yang dihadapi generasi muda juga merupakan hambatan yang signifikan. Tekanan dari media sosial, ekspetasi yang tinggi dari masyarakat, serta perubahan sosial yang cepat bisa menyebabkan stress, kecemasan, dan depresi, sehingga mengurangi energi dan fokus mereka dalam berperan sebagai agen perubahan

  1. Kurangnya Dukungan dan Sumber daya

Generasi muda seringkali menghadapi tantangan dalam mendapatkan dukungan dan sumber daya untuk proyek-proyek inovatif mereka. Kurangnya akses terhadap dana, mentorship, infrastruktur, dan jaringan yang kuat bisa menghambat kemampuan mereka untuk mengembangkan mengimplementasikan ide-ide yang dapat membawa perubahan positif

  1. Resistensi Terhadap Perubahan

Resistensi terhadap perubahan dari orang yang lebih tua atau tradisional juga merupakan hambatan. Ide-ide baru atau cara pandang yang berbeda dibawa generasi muda sering kali dihadapi dengan ketidaksetujuan atau penolakan dari segmen masyarakat yang lebih konservatif

Generasi muda memegang peran kunci sebagai agen perubahan dalam era Society 5.0. Kreativitas, semangat inovasi, dan kemampuan mereka dalam menggunakan teknologi menjadi kekuatan utama untuk menghadapi tantangan sosial dan lingkungan. Pentingnya kolaborasi antargenerasi dalam mendukung visi dan ide-ide generasi muda tidak bisa diabaikan. Dukungan dan partisipasi aktif dari semua lapisan masyarakat juga menjadi elemen penting dalam memastikan kontribusi maksimal dari generasi muda.

Melihat masa depan, peran generasi muda akan terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan dinamika Society 5.0. Dengan akses yang lebih besar terhadap teknologi dan informasi, mereka akan menjadi pendorong utama perubahan menuju masyarakat yang lebih berkelanjutan, dan berorientasi pada kemanusiaan. Visi mereka untuk masa depan mencakup lingkungan yang lebih sehat, kesetaraan yang lebih besar, akses pendidikan yang lebih luas, dan masyarakat yang lebih terhubung.

Dengan kolaborasi antargenerasi yang kuat dan dukungan yang berkelanjutan dari masyarakat, generasi muda dapat terus mewujudkan visi ini dalam Society 5.0. Dengan semangatnya dalam berinovasi, ketahanan mental yang kuat, dan kesadaran akan tantangan lingkungan, generasi muda akan menjadi pilar dalam melanjutkan perubahan positif dan mengukir masa depan yang lebih cerah bagi seluruh masyarakat di era yang terus berkembang ini.

Share ke sosial media
Tags:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by
Scroll to Top